Kata Siapa Rusunawa Serba Gratis? Mau Naik Lift Saja Harus Bayar

Bagi masyarakat Ibukota Jakarta yang khususnya tinggal di daerah Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Tambora, Jakarta Barat, harus rela merogoh kocek lagi. Menurut Ujang Zainudin selaku Kepala Unit Pengelola Rumah Susun (UPRS) Wilayah II Jakarta, itu sudah sesuai dengan Peraturan Daerah tentang tarif rumah susun (rusun)

“Kami masih mengkaji besaran tarif lift yang akan dikenakan untuk penghuni Rusunawa Tambora,” ujar Ujang Zainudin, Selasa, 9 Desember 2014

Menurut Ujang, komponen perhitungan tarif rumah susun terdiri atas dua komponen, yaitu tarif investasi dan tarif operasional. Beda dengan rusunawa lainnya, rusunawa Tambora komponen tarifnya dibagi menjadi tiga komponen.

“Khusus Rusunawa Tambora, komponen perhitungan tarif menjadi tiga, yakni ditambah komponen tarif lift, sebab di rusunawa ini ada fasilitas lift,” kata Ujang.

Rusunawa Tambora yang berlokasi di Jalan Angke Raya merupakan satu-satunya rumah susun di Ibu Kota yang menyediakan fasilitas lift atau angkutan transportasi vertikal.

Dengan ketinggian di masing-masing blok sebanyak 16 lantai dan tersedia sebanyak 549 unit, rusunawa tersebut rencananya akan ditempati 477 Kepala Keluarga (KK) terprogram dan 72 KK umum.

Sementara itu, penyerahan kunci akan dilakukan setelah tahap serah terima dari kontraktor kepada pemprov DKI dilakukan, dilanjutkan tahap pengundian setelah tahap pengundian selanjutnya tahap penghunian.

“Penyerahan kunci akan dilakukan setelah tahap serah terima dari pihak kontraktor kepada Pemprov DKI dilakukan. Kemudian dilanjutkan dengan tahap pengundian. Setelah itu baru tahap penghunian,” kata Ujang.

Para penghuni rusunawa Tambora nantinya juga dikenakan dua tarif retribusi, yaitu retribusi terpogram dan retribusi umum dan kios.

“Para penghuni Rusunawa Tambora juga dikenakan dua retribusi, yaitu retribusi terpogram dan retribusi umum dan kios. Dua jenis retribusi ini berlaku untuk seluruh penghuni rumah susun di Jakarta,” tutup Ujang. (fs)

Tweet