[Proses Pencarian Pesawat Air Asia] Indonesia Dalam Pantauan Asing


Diakui oleh pakar dunia, Indonesia memiliki kemampuan pencarian dan penyelamatan (search and rescue/SAR) tercanggih di Asia.

Ini dibuktikan melalui sederet pengalaman dan keberhasilan dalam menangani insiden pesawat serta kapal laut pada beragam kontur geografi Indonesia, yang dianggap banyak kalangan, sangat menyulitkan proses pencarian.

“Indonesia banyak berpengalaman menangani bencana. Indonesia sangat bagus dalam hal penyelidikan insiden,” papar Greg Waldron, direktur pelaksana publikasi industry penerbangan Flight Global, Ahad 28 Desember 2014.

Menurut Waldron, dengan sederet catatan sukses dan prestasi, petugas berwenang di Indonesia semestinya mampu secara cepat mencari pesawat di sekitar lokasi terakhir, serta meluncurkan operasi SAR dalam beberapa jam.

Cuaca buruk, disinyalir telah menyebabkan pesawat bernomer penerbangan QZ8501 ini hilang kontak. Itu sebabnya pula, Waldron mengingatkan, pesawat yang membantu proses pencarian dan penyelamatan harus pula berhati-hati karena cuaca buruk yang masih akan terjadi di hari-hari mendatang, akan memperpendek jarak pandang visual dan memperlambat proses pencarian.

Waldron menambahkan, penyelidik Indonesia sebetulnya memiliki relasi yang kuat dengan sejumlah lembaga investigasi insiden penerbangan sedunia. Termasuk pula dengan Badan Keselamatan Transportasi Nasional Amerika Serikat, karena beberapa kali telah menjalin kerjasama dalam proses pencarian dan penyelamatan.

Pernyataan Waldron ini dikuatkan oleh juru bicara AL AS yang mengatakan, menanggapi permintaan Indonesia, AS akan mengirimkan sebuah kapal perusak USS Sampson yang kini berada di Laut Jawa untuk membantu proses pencarian QZ8501.

Mark D. Martin, seorang konsultan penerbangan dari Martin Consulting yang berpusat di Dubai, mengatakan, Indonesia memiliki kendaraan laut tak berawak yang bisa menavigasi sepanjang cuaca buruk, hal itu akan mempermudah pencarian pesawat.

“Jika sebuah pesawat jatuh, saya yakin keberadaannya dapat cepat dilacak, dan proses penyelamatan akan berhasil,” tulis Martin seperti dirilis Wallstreet Journal, Ahad 28 Desember 2014.

Sebagai pihak yang secara resmi ditunjuk pemerintah Indonesia sebagai pemegang kendali atas pencarian dan penyelamatan QZ8501, Basarnas mengakui, prestasi mereka meningkat sejak berada langsung di bawah komando Presiden pada tahun 2010, atau pada era mantan Presiden SBY.

Basarnas memang masih harus mengejar prestasi agar dapat memenuhi standar International Maritime Organization (IMO) dan  International Civil Aviation Organization (ICAO). Dengan jumlah personel sekitar 3000 orang dan 33 kantor cabang di seluruh Indonesia, jumlah ini dinyatakan oleh Kepala Bagian Humasnya, jauh dari ideal.

Semoga dengan bantuan dari berbagai negara, Basarnas dapat sekali lagi membuktikan, mereka memang layak disebut yang terbaik di Asia. (fs)

0 Response to "[Proses Pencarian Pesawat Air Asia] Indonesia Dalam Pantauan Asing"

Post a Comment