Data Absensi PNS di Gedung Imigrasi |
Sekilas mungkin pemandangan tersebut biasa saja. Kehadiran televisi LED di sebuah gedung perkantoran sudah sering ditemui. Entah terprogram untuk menyajikan layanan masyarakat atau menyiarkan siaran stasiun TV lokal. Tetapi, televisi LED yang ada di samping mesin absensi di Gedung Imigrasi, menyajikan berbeda. Di sana terpampang informasi kehadiran Pegawai Negeri Sipil Direktorat Jenderal Imigrasi, Kementerian Hukum dan HAM RI dan di sebelah kanan tertulis kata 'Disiplin PNS'
Informasi kehadiran ini terdiri dari kehadiran 10 pegawai paling awal dan daftar pegawai yang belum hadir. Untuk 10 pegawai yang datang paling awal, terdata lengkap mulai dari nama, foto dan jam kedatangan. Sedangkan untuk pegawai yang belum hadir tercatat nama lengkap, gelar beserta foto.
Meskipun jam kerja dimulai pukul 07.30 WIB, tetapi ada pegawai yang sudah datang pada pukul 05.31 WIB. Tentu saja informasi kehadiran ini secara tidak langsung mendorong dan menjadi pemacu kedisiplinan pegawai agar tidak terlambat serta semangat bekerja.
"Di sana ada informasi lengkap kehadiran sekaligus foto dan nama. Jadi pegawai semangat kerja dan tidak bisa titip absen. Karena kan langsung sidik jari,” ungkap David salah seorang pegawai yang bekerja di Gedung Imigrasi.
Masalah absensi atau kehadiran terkadang dianggap tidak penting. Banyak karyawan beranggapan, yang penting pekerjaan selesai kenapa harus datang pagi atau pun tepat waktu. Padahal kedisiplinan untuk datang tepat waktu atau lebih awal dapat menjadi pendongkrak semangat kerja. Sehingga akan berpengaruh terhadap potensi dan kualitas kerja ke arah lebih baik.
Benarkah budaya malu dan dipermalukan menjadi revolusi mental yang penting untuk mendongkrak kinerja PNS? [*/fs]
0 Response to "Budaya Malu dan Dipermalukan, Bagian Revolusi Mental PNS"
Post a Comment