DPR : Pernyataan JK Sesatkan Publik



Pernyataan Wapres Jusuf Kalla tentang merosotnya rupiah bisa menjadi berkah karena mendorong ekspor, perlu diragukan. Justru pukulan bagi industri yang mayoritas masih ditopang bahan baku impor.

Ketua Komisi VI DPR Ahmad Hafisz Tohir melontarkan kritikannya, Kamis 18 Desember 2014.

"Statemen Wapres JK terkait anjloknya rupiah, tidak sepenuhnya benar. Industri kita justru yang terpukul," kata Hafisz.

Saat ini, lanjutnya, industri mengalami kelesuan akibat dampak kenaikan biaya energi dan logistik. Dimana, pemerintah baru saja menaikkan tarif listrik dan BBM.

"Paska kenaikan listrik dan BBM, ongkos produksi industri naik. Nah, industri mau naikkan harga masih mikir-mikir. Karena takut kalah bersaing dengan produk impor yang harganya lebih murah," paparnya.

Ya, pandangan politisi PAN ini benar. Saat ini, produk impor dengan harga murah membanjiri pasaran. Sementara industri di dalam negeri malah banyak yang gulung tikar. Tak kuat menahan semakin mahalnya biaya produksi.

"Pemerintah seharusnya memberikan insentif kepada dunia usaha. Agar industri nasional kita maju, produk domestik punya daya saing yang kuat," tuturnya.

Suka atau tidak, lanjut Hafisz, ketergantungan industri yang berorientasi ekspor terhadap bahan baku impor, masih tinggi. Angkanya mencapai 20%, sisanya adalah 20% biaya tenaga kerja, 10-20% biaya izin. Sedangkan biaya energi dan logistik berkisar antara 50-60%.

"Artinya, kalau rupiah terpuruk maka industri-lah yang paling terpukul. Kalau banyak industri yang tutup, kita mau ekspor apa? Ada sih tapi nilainya kecil," ungkapnya.

Selanjutnya dia menyarankan agar Wapres JK, sapaan akrab Jusuf Kalla, memberikan pemahaman yang jujur dan jernih kepada masyarakat. Bukan malah memberikan angin surga yang meninabobokan rakyat.

0 Response to "DPR : Pernyataan JK Sesatkan Publik"

Post a Comment