Salah satu tindak represif Polisi - Foto ; JPNN |
Catatan Akhir Tahun 2014 Indonesian Police Watch menunjukkan organisasi Kepolisian Republik Indonesia (Polri) ada dalam fase bahaya. Hal ini diungkap Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane.
Neta mengibaratkan organisasi Polri seperti gentong yang gendut di tengah dan kecil di bawah. Maksud ungkapan ini adalah, Polri menyerap anggaran untuk gaji pegawai namun publik tak mendapat pelayanan yang baik karena kinerja polisi yang buruk.
Neta juga mencatat, ada banyak perwira menengah polisi yang tak jelas kinerjanya. Di Jawa Barat saja, menurut Neta, ada 127 AKBP yang tak jelas pekerjaan dan fungsinya.
Neta menjelaskan,banyaknya perwira menengah ini kerap membuat terjadinya aksi negatif yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan posisi. Akhinrya jajaran tengah Polri ini tak pernah bisa fokus bekerja.
"Mereka sibuk mempertahankan posisi dan lobi-lobi ketat untuk bisa mengikuti pendidikan maupun mendapatkan posisi strategis. Beban kerja profesional ditumpuhkan seluruhnya ke jajaran bawah Polri yang kemampuan profesionalismenya sangat terbatas," ujar Neta, Senin, 22 Desember 2014.
Buruknya performa ini tentu berimbas pada keluhan publik yang merasa tak terayomi oleh keberadaan Polri. Kondisi ini juga kerap membuat potensi ancaman dan konflik, termasuk konflik dengan TNI, tidak pernah terbaca secara cermat, agar dapat diantisipasi dengan maksimal. Jangan sampai ketika konflik meletus baru semua pihak terkaget-kaget.
------------
Terkait catatan perilaku buruk kepolisian, ada beberapa tulisan terkait hal tersebut.
0 Response to "[Catatan Akhir Tahun] Polri Dalam Bahaya"
Post a Comment