Fahri Hamzah - Foto : Net |
Sejumlah kebijakan yang dinilai Fahri tak substansial itu adalah kewajiban menghidangkan ubi dan singkong rebus di setiap acara kementerian / lembaga negara, kewajiban minum jamu setiap hari Jumat sampai wacana penjualan Gedung BUMN.
Kebijakan-kebijakan tersebut dinilai Fahri tak memberi manfaat yang jelas untuk publik.
"Hanya soal singkong rebus, minum jamu, jual (gedung) BUMN, di mana manfaatnya untuk rakyat? Enggak ada," kata Fahri, di Senayan, Jakarta, kemarin, Jumat 19 Desember 2014.
Politisi PKS itu mengatakan, revolusi mental yang digembar-gemborkan Jokowi ketika kampanye, realisasinya sangat ditunggu rakyat, terutama oleh para pemilih pemula.
"Jokowi waktu kampanye kan bilang revolusi mental. Anak-anak muda sangat excited, terus kita menunggu mana revolusi mental itu, yang ada hanya singkong rebus," selorohnya.
Fahri menganggap sudah menjadi kewajiban bagi DPR dan KMP untuk mengawasi dan menggenjot kinerja pemerintahan. Ia menilai kritik dan pengawasan pada pemerintah sangat diperlukan untuk mewujudkan pemerintahan yang membawa manfaat besar bagi masyarakat.
"Makanya, kita ingatkan terus pemerintah. Semoga ada perbaikan," tutupnya. [*]
0 Response to "Revolusi Mental Singkong Rebus"
Post a Comment