Presiden Turki Erdogan (ujung kanan) dalam resepsi pernikahan anak Mustafa Kefeli, Ahad 21/12/14 - Foto : Al Arabiya |
Pernyataan kontroversialnya kembali terlontar saat Erdogan menghadiri resepsi pernikahan anak dari karibnya, seorang pengusaha besar Turki, Mustafa Kefeli, pada Ahad lalu, 21 Desember 2014.
Dalam kesempatan itu, ia mengatakan kepada kedua mempelai bahwa program pembatasan jumlah anak atau program keluarga berencana (KB) sebagai pengkhianatan terhadap ambisi Turki yang ingin punya penduduk muda berlimpah. Menurutnya, orang tua yang punya dua anak masih kurang.
”Satu atau dua tidak cukup. Untuk membuat bangsa kita lebih kuat, kita perlu populasi lebih dinamis dan lebih muda. Kita perlu ini untuk menempatkan Turki di atas tingkat peradaban modern. Di negara ini, mereka (pelaku propaganda KB) telah terlibat dalam pengkhianatan dalam pengendalian kelahiran selama bertahun-tahun dan berusaha untuk mengeringkan generasi kita,” ujar Erdogan, seperti beritakan Al Arabiya, Selasa, 23 Desember 2014 kemarin.
Erdogan pun memuji setiap generasi yang melangsungkan pernikahan.
”Pernikahan adalah perjalanan panjang. Ada hari-hari baik dan hari buruk. Hari yang baik menjadi lebih sering seperti halnya kita berbagi dan hari buruk akhirnya membawa kebahagiaan jika kita sabar,” tuturnya.
Erdogan juga mengatakan, keluarga yang memiliki hanya satu anak berarti kesepian.
“Dua sarana persaingan, tiga sarana keseimbangan, dan empat berarti kelimpahan. Dan, Allah yang mengurus sisanya, “ kata Erdogan.
--------
Bagaimana dengan Indonesia? Proses pengendalian kelahiran yang dikaitkan dengan kesejahteraan rakyat sudah lama sekali diterapkan di Indonesia. Dalih ini digunakan untuk menutupi ketidakmampuan pemerintah mengelola sumber daya alam untuk mensejahterakan rakyat. Sehingga pemerintah pun gagal menyediakan sarana kesehatan, pendidikan dan lapangan pekerjaan untuk rakyatnya.
Lebih parahnya pemerintah kini bahkan memberi peluang WNA untuk memimpin BUMN dengan alasan alih teknologi. [*/fs]
0 Response to "Erdogan : Dan Allah yang Mengurus Sisanya"
Post a Comment