Jokowi - Foto : Sigiranus Marutho Bere |
Tindakan Jokowi yang spontan memberikan uang tunai dalam jumlah besar memang patut diacungi jempol. Terhitung dua kali, Jokowi membagi uang tunai. Yang pertama sebesar 112 juta, yang kedua 148 juta.
Tepatnya di Desa Silawan, Kecamatan Tasifeto Timur, Jokowi turun dari mobilnya ketika melihat sekelompok warga dengan kondisi rumah yang memprihatinkan.
Jokowi yang ditemani Gubernur NTT, Frans Lebu Raya, kemudian menyerahkan sejumlah uang sebanyak Rp 112 juta yang ditaruh di dalam amplop berwarna coklat kepada seorang perempuan tua. Kepada perempuan itu, Jokowi berpesan agar uang itu digunakan untuk membeli ternak.
Usai menyerahkan uang itu, Jokowi pun masuk ke mobilnya untuk menuju Bandara Haliwen. Namun ketika sampai di Keluarahan Manumutin, Kecamatan Kota, lagi-lagi Jokowi turun dari mobil dan menghampiri kerumunan warga di pinggir jalan.
Di situ Jokowi memanggil ketua RT dan menyerahkan uang sebesar Rp 148 juta. Seperti sebelumnya, Jokowi berpesan agar uang itu digunakan untuk membeli ternak bersama warga lainnya.
Warga setempat memang tak berpikir darimana asal uang Jokowi. Yang terpenting, mereka memperoleh uang tunai yang belakangan ini sulit diperoleh oleh masyarakat NTT, terutama sejak kenaikan harga BBM.
Terlepas dari rasa syukur karena telah menerima uang secara langsung, perlu dipertanyakan, apakah tindakan pemberian bantuan tunai secara langsung yang dilakukan Jokowi ini bisa dikategorikan sebagai politik uang?
Rasanya Jokowi perlu jujur kepada publik agar tak terjadi kecemburuan sosial dari rakyat di tempat lain dan tuduhan melakukan tindakan pelanggaran hukum. [*]
0 Response to "Bagi Uang Tunai di NTT, Jokowi Lakukan Politik Uang? "
Post a Comment