Kabinet Jokowi Direspon Negatif, Rupiah Semakin Terpuruk


Masihkan Jokowi "NEW HOPE" seperti diberitakan majalah TIME?

***

Nilai tukar Rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin (27/10), melemah 28 poin menjadi Rp 12.097 dibandingkan posisi sebelumnya Rp 12.069 per dolar AS. Sedangkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia mengalami kenaikan.

"Respons pasar internasional sangat terlihat pada nilai tukar rupiah sebagai indikator country risk. Nilai rupiah negatif sebagai tanggapan atas komposisi kabinet yang direspons pasar tidak menggembirakan. Sedangkan IHSG kurang menjadi ukuran, karena pemain global bisa mengarahkan ke bursa internasional lainnya," ujar analis pasar uang di dealing room.

Analis Platon Niaga Berjangka Lukman Leong di Jakarta, Senin mengatakan bahwa mata uang rupiah berbalik arah ke area negatif setelah sempat menguat pada perdagangan sesi pagi menyusul antisipasi pelaku pasar uang terhadap arah program-program kementerian ke depannya. "Paparan rencana kerja kementerian ke depan yang sedang ditunggu pasar," ucapnya.

Ia menambahkan bahwa ekspektasi hasil pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada pekan ini yang diperkirakan menghentikan program pembelian obligasinya menambah sentimen negatif bagi mata uang di kawasan Asia, termasuk rupiah.

Di sisi lain, lanjut Lukman Leong, belum adanya kepastian waktu tentang kebijakan suku bunga bank sentral AS (Fed rate) juga masih menjadi sentimen negatif bagi pasar keuangan di negara-negara berkembang. "Setelah program stimulus the Fed berakhir, pasar akan fokus pada kondisi ekonomi AS mengantisipasi program kenaikan Fed rate yang diperkirakan bisa lebih cepat," katanya.

Sementara itu, Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan bahwa saat ini the Fed masih dibebankan pada tingkat inflasi yang rendah sehingga bisa menuda kebijakan kenaikan suku bunganya. "The Fed selalu mepertimbangkan kondisi ekonomi seperti tingkat pengangguran dan inflasi, sejauh ini data itu masih belum mencapai target," katanya.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Senin (27/10) tercatat mata uang rupiah bergerak menguat menjadi Rp 12.042 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp 12.065 per dolar AS. Dan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 13,186 poin (0,260%) ke posisi 5.086,254. Kenaikan tersebut seiring dengan pengumuman Kabinet Kerja Jokowi-JK pada Minggu (26/10/2014).

Mayoritas indeks saham mendukung penguatan IHSG di sesi pembukaan. Antara lain, indeks saham-saham unggulan LQ45 yang naik 3,3 poin (0,3%) ke posisi 865,8; IDX30 stgnan di 441,9; MBX naik 4,2 poin (0,2%) ke posisi 1.457; DBX stagnan di 734,8; dan saham-saham syariah yang tergabung dalam indeks JII naik 1,8 poin (0,2%) ke angka 668,2. Sebanyak 40 saham menguat, 21 saham stagnan, dan 8 saham alami penurunan. Total saham yang ditransaksikan 69 saham. Nilai transaksi di pasar reguler mencapai Rp91,8 miliar dan di pasar negosiasi belum mengalami transaksi sama sekali.

Sementara itu, investor asing mencatatkan pembelian senilai Rp17,2 miliar dan Rp9,5 miliar tercatat sebagai penjualan. Alhasil, investor asing mencatatkan pembelian bersih senilai Rp7,7 miliar.

*sumber:  www.fastnews.today


http://www.lesprivatkasiva.com/

0 Response to "Kabinet Jokowi Direspon Negatif, Rupiah Semakin Terpuruk"

Post a Comment