Menurut dia, tindakan yang dilakukan oleh Mabes Polri sangat melanggar kebebasan berpendapat yang selama ini digaungkan oleh Indonesia. Karenanya, dirinya melihat kepemimpinan Joko Widodo (Jokowi) sudah menunjukan kediktatorannya.
"Ini (MA) harus dibebaskan, kalau tidak Jokowi sebagai pemimpin bisa dicap diktator," ujarnya seperti dilansir Okezone di Jakarta, Rabu (29/10/2014).
Arbi Sanit melanjutkan, penangkapan tersebut sangat tidak dibenarkan. Dia pun meminta Jokowi belajar kepada mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang sering di-bully dengan lontaran kata-kata yang parah oleh warga dunia maya (netizen).
Namun, SBY hanya diam saja. Karena dia tahu, kebebasan menyampiakan pendapat tidak bisa dilarang. "Iya waktu dahulu SBY mukanya diganti jadi kerbau, dan SBY dibilang kerbau juga tidak melapor," tegasnya.
Dengan demikian, alangkah baiknya pihak Mabes Polri mengkaji kembali penangkapan tersebut, dan melihat apakah yang dilontarkan MA lewat akun Facebooknya memang tidak pantas dilakukan.
"Kalau bahasanya masih sopan itu berati tidak melanggar apa-apa, dan itu juga tidak jadi soal karena subtansi Indonesia adalah demokratis," pungkasnya. (pm)
0 Response to "Jokowi Harus Berguru Kepada SBY yang Dulu Mukanya Pernah Diganti Kerbau"
Post a Comment