Gak Punya Motor, Tukang Becak Tetap Tolak BBM Naik


Namanya pak Jumadi, ia satu dari sekian penarik becak di Surabaya. Beliau mangkal di depan hotel tempat saya menginap.

Seperti biasa selama di Surabaya saya menggunakan jasa becaknya dari hotel menuju lokasi kerja. Sambil menikmati perjalanan mbecak, pagi ini saya coba buka sedikit obrolan dengan beliau. Pak Jumadi asli dari Solo, beliau sudah cukup lama di Surabaya. Setelah pensiun sebagai satpam disebuah bank swasta, iapun beralih profesi sebagai tukang becak. Dan profesi ini sudah dijalaninya selama kurang lebih 4 tahun.

Kami ngobrol santai saja, sambil sedikit beliau menyinggung soal kondisi saat ini pasca kenaikan BBM. Yang pasti beliau bukan termasuk salah satu pendukung kenaikan BBM. Memang beliau tidak punya kendaraan bermotor yang mengharuskannya mengisi bensin tiap hari. Tapi justru orang-orang seperti beliau lah yang paling merasakan dampaknya. Akibat efek domino dari kenaikan harga BBM. Jadi buat para pendukung 'Rezim BBM' silahkan tanyalah ke orang-orang kecil seperti beliau jika ingin tahu bagaimana sikap mereka atas kebijakan 'pro rakyat' dari pemerintah, jangan tanya ke Jokowi.

Ia juga curhat tentang semakin sepinya pengguna becak di Surabaya karena rata-rata memilih untuk ambil kreditan motor. Jadilah ia mengandalkan para turis domestik atau pendatang macam saya yang sedang tugas di Surabaya ini.

Tak terasa, sayapun sampai ditujuan. Seperti biasa ongkos mbecaknya saya lebihkan untuk beliau.

Surabaya, 23-11-2014

(Abuhafizh Rindro)

0 Response to "Gak Punya Motor, Tukang Becak Tetap Tolak BBM Naik"

Post a Comment