Andi Arief, mantan Staf Khusus Bidang Bencana dan Bantuann Sosial, mengungkapkan keheranannya atas tindakan Jokowi menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Arief bersubsidi. Andi menilai, Jokowi terburu-buru dalam menetapkan harga baru BBM. Bahkan, Andi menduga, kenaikan ini atas permintaan asing.
"Kenaikan Rp2.000 persis seperti permintaan Bank Dunia. Ya semoga saya salah," ungkapnya di Jakarta, Senin, 17 November 2014 malam.
Pernyataan Andi bisa jadi benar. Pasalnya, tanggal 18 Maret 2014 lalu, salah satu pemimpin World Bank Jim Brumby berkunjung ke Indonesia. Petinggi Bank Dunia itu menyarankan agar presiden baru, berani menaikkan BBM demi menyelamatkan fiskal. Ada dua skenario yakni menaikkan BBM Rp2.000 atau 31% atau menaikkan sampai 50%.
"Mencabut subsidi itu visi murahan, hanya boleh dilakukan karena terpaksa. Pada 1980, Pak Harto sadar bahwa subsidi BBM memberatkan APBN. Namun dia tak pernah punya cita-cita untuk mencabutnya. Artinya, membahagiakan rakyat harusnya menjadi visi semua presiden," tutup pria yang pernah dikenal sebagai aktivis mahasiswa ini.(fs)
"Kenaikan Rp2.000 persis seperti permintaan Bank Dunia. Ya semoga saya salah," ungkapnya di Jakarta, Senin, 17 November 2014 malam.
Pernyataan Andi bisa jadi benar. Pasalnya, tanggal 18 Maret 2014 lalu, salah satu pemimpin World Bank Jim Brumby berkunjung ke Indonesia. Petinggi Bank Dunia itu menyarankan agar presiden baru, berani menaikkan BBM demi menyelamatkan fiskal. Ada dua skenario yakni menaikkan BBM Rp2.000 atau 31% atau menaikkan sampai 50%.
"Mencabut subsidi itu visi murahan, hanya boleh dilakukan karena terpaksa. Pada 1980, Pak Harto sadar bahwa subsidi BBM memberatkan APBN. Namun dia tak pernah punya cita-cita untuk mencabutnya. Artinya, membahagiakan rakyat harusnya menjadi visi semua presiden," tutup pria yang pernah dikenal sebagai aktivis mahasiswa ini.(fs)
0 Response to "Kenaikan BBM Atas Pesanan Bank Dunia?"
Post a Comment