BBM Naik, Nelayan Kebumen Menjerit
KEBUMEN - Naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) membuat nelayan Kebumen menjerit. Mereka pun mendesak ada kompensasi berupa sarana dan prasarana untuk meningkatkan hasil tangkapan.
Di tingkat nelayan, harga BBM menjadi Rp 11.500 per liter untuk premium campur oli karena nelayan Kebumen mengunakan mesin dua langkah. Nelayan memperoleh BBM dari pengecer karena di tempat pelelangan ikan (TPI) tidak ada stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) khusus bagi nelayan.
"Naiknya harga BBM berdampak langsung pada meningkatnya biaya operasional. Padahal nelayan tidak bisa menaikkan harga hasil tangkapannya karena hasil tangkapan nelayan ditentukan pasar," jelas Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Kebumen, Saman, Selasa (18/11/2014).
Nelayan dikatakan akan semakin menjerit karena naiknya harga BBM, pasti diikuti naiknya harga suku cadang mesin, alat tangkap, dan lainnya. Karena itu perlu ada standardisasi harga ikan yang memihak pada nelayan.
"Keberpihakan pemerintah pada nelayan kecil harus segera ditunjukkan dengan memberi kompensasi atas naiknya harga BBM. Kebutuhan akan alat tangkap, seperti jaring dan perahu, mendesak direalisasikan untuk meningkatkan hasil tangkapan," tandas Saman. (Suk)
*sumber: krjogja.com
0 Response to "BBM Naik, Nelayan Kebumen Menjerit"
Post a Comment