Duo gembong narkoba Bali Nine, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran menghadapi eksekusi mati di Lapas Nusakambangan. Seruan agar dibatalkannya aksi tersebut ramai dikicaukan oleh netizen di Twitter melalui hashtag #BoycottBali.
Hashtag itu sudah ramai beredar selama beberapa hari terakhir. Pro dan kontra tumpah ruah menjadi satu mewarnai reaksi para netizen terkait rencana eksekusi penembakan terhadap dua terpidana mati itu.
"#boycottbali eksekusi mati gembong narkoba penting demi keselamatan masa depan KITA, tidak peduli dia warga mana," kiacu @samsul_ayu Senin, 16 Februari 2015.
"Bali itu surganya dunia, yakin mau #boyycotbali ?? Please hormatilah hukum yang ada di Indonesia :))" timpal pemilik akun @EgiDotCom_.
Sementara itu, tidak sedikit warga asing yang berkicau seputar eksekusi. Dengan gencar mereka ramai menuliskan #BoycottBali dan mengancam tidak akan berkunjung lagi ke Indonesia bila pemerintah kukuh menjalankan eksekusi.
"#boycottbali Around 800,000 Aussies visit Bali each year spending on average $150 per day. DON'T KILL OUR KIDS," kicau pemilik akun @vviivviieennnne, Ahad, 15 Februari 2015 lalu.
Ada pula yang mengharap belas kasihan Presiden Jokowi untuk membatalkan eksekusi tersebut. "Two Aussie boys counting the days until they are shot. Unthinkable. Begging you for compassion @jokowi_do2 #IStandForMercy #boycottbali," tulis Audette (@AudetteExel).
Sebelumnya, hukuman mati juga mendapat kecaman dari Sekjen PBB Ban Ki-Moon. Meski demikian, Jaksa Agung HM Prasetyo tak gentar dan memastikan pelaksanaan eksekusi mati tetap sesuai rencana.
"Kita tetep sesuai apa yang kita rencanakan. Kita akan melakukan putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap, apapun putusannya, termasuk hukuman mati," kata Prasetyo di kantornya, Jl Sultan Hasanuddin, Jakarta Selatan, Senin, 16 Februari 2015.
Hukuman mati, memang masih menuai kontroversi. Apalagi kali ini melibatkan pelaku dari Australia, negara yang selama ini dikenal kerap memberi donasi, terutama untuk kegiatan anti terorisme. Akankah Jokowi tunduk pada kehendak pemerintah Australia untuk memberi pengampunan pada kedua orang tersebut, atau tetap melaksanakan hukuman mati tersebut meski bisa berakibat hancurnya hubungan bilateral yang selama ini terjalin dengan baik? [*/twitter]
0 Response to "#BoycottBali, Uji Nyali Jokowi"
Post a Comment