Hemat Miliaran/Hari, Jokowi Minta Pembelian Minyak ke Angola Dipercepat (Detikcom, 31/10/2014) |
Mau dari Angola atau belahan bumi yang mana terserah, kalau importirnya mafia-mafia minyak itu juga ya gak ada bedanya, bisa jadi kualitas BBM menurun. Harga lebih murah gak seberapa, mau menghemat eh ujung-ujungnya yang dirugikan rakyat.
Kalau kata pak Erick Ridzky cara yang lebih cerdas itu optimalkan biodiesel/biosolar. Bahan bakar kendaraan angkutan umum dari minyak sawit. Industri bio solar ini sudah berkembang, bahkan sudah dijual di SPBU walopun terbatas dan relatif mahal. Pemerintah perlu meningkatkan produksi kebun sawit di Sumatra, Kalimantan (kalau tanahnya bisa ditanam sawit), selain mendukung penghijauan, juga menghasilkan, memberikan lapangan kerja baru, dari sisi hulu (perkebunan kelapa sawit) hingga hilir (filtrasi, pengemasan, distribusi dan penjualan minyak di SPBU).
Jika 50% saja dari kebutuhan solar/minyak diesel untuk pabrik, angkutan umum dan pembangkit listrik bisa digantikan dengan bio solar/kelapa sawit, artinya 25% dari uang yang disebut "subsidi" itu bisa dipangkas. Ayo doong, jangan cuma kerja, kerja, kerja tapi strateginya yang jitu.
Kelapa sawit ini energi yang nggak akan habis, tidak seperti minyak bumi yang akan habis. Jika industri ini sudah terbentuk dan dikelola pemerintah secara benar dan besar-besaran, maka ketergantungan akan minyak bumi akan berkurang. Dan konsumsi penggunaan bahan bakar bensin yang subsidinya tidak tepat, hanya oleh mobil-mobil milik orang kaya bisa dihilangkan. Karena angkutan umum, dimana rakyat miskin menggunakannya telah berpindah ke bio solar, rakyat nggak peduli harga bensin naik selangit, asal angkutan umum murah, dan otomatis biaya kebutuhan pokok lainnya tidak terimbas, karena mobil angkutan tidak berbahan bakan bensin, tapi diesel yang menggunakan bio solar.
Dan industri mobil/kendaraan kedepannya bisa lebih fokus ke mobil bermesin diesel, gas atau energi yang terbarukan lain, seperti mobil listrik, mobil hidrogen. Keren kan?
Dan yang paling keren, beranikah pemerintah mengembangkan industri ini, sehingga mematikan pendapatan mafia minyak yang ada sekarang?
(Fachim Harharah)
0 Response to "Solusi Cerdas dan Tuntas Persoalan BBM, Bukan Angola Pak Presiden"
Post a Comment