Jokowi dan Sofjan Wanandi - Foto: Google |
Masuknya pengusaha ke lingkaran istana seperti yang diramalkan banyak pihak, kini menjadi kenyataan. Diawali pemilihan sejumlah pengusaha ke dalam deretan kabinet Jokowi, dan kini seorang taipan, Boss Gemala Group dan Santini Group Sofjan Wanandi punmenduduki jabatan sebagai Ketua Tim Ahli Wakil Presidden Jusuf Kalla.
Jusuf Kalla secara khusus meminta Sofjan menjadi Ketua Tim Ahli Wakil Presiden dengan tugas khusus, antara lain mengatasi hambatan investasi, termasuk masalah perizinan.
Nama ekonom Muhammad Ikhsan nampak masuk dalam tim yang dibentuk untuk mempercepat pertumbuhan investasi dan ekonomi nasional ini. Iksan mengatakan, sejak awal tak ingin masuk dalam struktur birokrasi bersama Sofjan, namun karena diminta berulang kali, ia memutuskan untuk datang.
"Dari awal, saya tak mau masuk struktur, tapi saya sering dimintai tolong, jadi saya datang," terang Ikhsan.
Jabatan sebagai Ketua Tim Ahli di Istana Wakil Presiden, membuat Sofjan Wanandi memutuskan untuk mundur dari jabatannya sebagai Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo). Meski Sofjan juga tak dapat memastikan kapan dirinya dikukuhkan sebagai ketua tim ahli.
"Tunggu pengumuman resmi wakil presiden," kata Sofjan.
Masuknya Sofjan ke istana memang tak mengherankan. Ia memang sudah berkawan dengan Jusuf Kalla untuk waktu yang panjang. Bahkan, Sofjan disebut sebagai orang yang sowan ke PDI P dan memasangkan JK dengan Jokowi.
Selain sederet nama tadi di kabinet dan istana wapres, muncul pula nama Franky Sibarani dan Luhut Binsar Panjaitan yang dispekulasikan menduduki pos penting negeri ini. Franky disiapkan sebagai kepala BKPM dan Luhut, sahabat Jokowi yang turut memodali bisnis putra sulung Jokowi, menjadi Kepala Staff Kepresidenan.
Sedikit demi sedikit, mata publik mulai terbuka. Kecurigaan akan konflik kepentingan yang mungkin muncul bersamaan dengan penunjukan nama-nama pengusaha ke deretan kekuasaan, kini mulai nampak jelas menjadi sebuah fakta.
Sofjan sebagai penasihat ekonomi wapres misalnya, akan sangat mungkin memiliki konflik kepentingan, mengingat ia adalah Ketua Apindo yang membawahi ribuan pengusaha.
Agus Pambagio, Pengamat kebijakan publik menilai, pembentukan tim yang diisi pengusaha tidak ubahnya Komite Ekonomi Nasional (KEN) yang dibentuk mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2010.
"Ini seperti Chairul Tanjung memimpin KEN. Pasti ada benturan kepentingan," ujar Agus.
Sementara ekonomi INDEF, Enny Sri Hartati berharap, dengan latar belakangnya sebagai pengusaha, Sofjan dapat mampu mengatasi hambatan investasi yang muncul.
"Sofjan bisa bekerja cepat mengatasi hambatan investasi, termasuk fokus ke industri padat modal," kata Enny
Masuknya pengusaha dan taipan ke lingkar kekuasaan memang menjadi langkah Jokowi untuk membuka lebar-lebar kran Foreign Direct Investment (FDI) seperti anjuran Presiden Tiongkok Xi Jinping. Membuka Indonesia untuk investor asing, kini jelas menjadi prioritas pemerintahan Jokowi. [*]
0 Response to "Istana Dalam Cengkraman Taipan"
Post a Comment