Jika konflik berkepenjangan terus melanda internal Partai Persatuan Pembangunan (PPP), bukan tidak mungkin partai berbasis Islam ini akan ditinggalkan pemilihnya di Pemilu 2019 mendatang.
"Kalau konflik ini tetap dipertahankan, bukan tidak mungkin PPP hanya tinggal kenangan, karena pemilu 2019 berpeluang tidak lolos parlementary threshold," kata dosen ilmu politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pangi Syarwi Chaniago (Ipang) kepada redaksi, Senin (3/11).
Saran dia, salah satu kubu (Djan Farid atau M Romahurmuzy) harus ada yang mengalah, dan berjiwa besar untuk berkorban demi menyelamatkan PPP.
"Egoisme perlu dibuang jauh-jauh," ujar Ipang.
Ia pun mengungkapkan, konflik PPP sebetulnya simpel, ini hanya semata-mata konflik tidak lebih dari bagi-bagi kursi tanpa etika kekuasaan.
"Menahan diri untuk bersabar dalam kekuasaan, dan mendahulukan kepentingan rakyat dari pada kepentingan golongan adalah solusi dari konflik PPP ini," tandas peneliti Nusantara Institute ini. [/fs]
"Kalau konflik ini tetap dipertahankan, bukan tidak mungkin PPP hanya tinggal kenangan, karena pemilu 2019 berpeluang tidak lolos parlementary threshold," kata dosen ilmu politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pangi Syarwi Chaniago (Ipang) kepada redaksi, Senin (3/11).
Saran dia, salah satu kubu (Djan Farid atau M Romahurmuzy) harus ada yang mengalah, dan berjiwa besar untuk berkorban demi menyelamatkan PPP.
"Egoisme perlu dibuang jauh-jauh," ujar Ipang.
Ia pun mengungkapkan, konflik PPP sebetulnya simpel, ini hanya semata-mata konflik tidak lebih dari bagi-bagi kursi tanpa etika kekuasaan.
"Menahan diri untuk bersabar dalam kekuasaan, dan mendahulukan kepentingan rakyat dari pada kepentingan golongan adalah solusi dari konflik PPP ini," tandas peneliti Nusantara Institute ini. [/fs]
0 Response to "Mungkinkah PPP Tinggal Kenangan di Pemilu 2019?"
Post a Comment