MUKTAMAR PUI KE-13 “Menuju Indonesia Unggul, Mandiri dan Bermartabat”
PERSATUAN UMMAT ISLAM (PUI) telah memasuki usia satu abad lebih (1911-2014). Usia yang tidak lagi muda. Sejak berdirinya pra kemerdekaan hingga era reformasi, PUI telah banyak mewariskan pengabdian dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Mulai dari anggota BPUPKI/ DPR RI hingga jabatan politik lainnya, kader PUI banyak mengambil bagian penting.Kontribusi itu adalah bentuk dari pengejawantahan visi-misi PUI melalui politik dan kekuasaan. Di samping tentunya pendidikan sebagai salah satu domain kerja dakwah PUI.
Bulan Desember Tahun 2014 ini, PUI akan menggelar Muktamar ke-13 dengan tema “Menuju Indonesia Unggul, Mandiri dan Bermartabat”. Muktamar adalah agenda lima (5) tahunan yang diamanatkan AD/ART untuk merefleksikan kerja selama masa kepengurusan. Serta membaca perkembangan masa depan yang selaras dengan program kerja. Tema ini erat kaitannya dengan kondisi terkini umat dan bangsa. Munculnya primordialisme, dan fanatisme SARA adalah ancaman yang harus disatukan. Indonesia dengan mayoritas muslim akan kuat jika dibangun dengan kesadaran kolektif tentang persatuan serta kesatuan.Dengan persatuan itu, maka akan terbangun kemandirian yang berkedaulatan, yaitu bangsa yang bermartabat serta bemartabat.
Di sisi lain, PUI telah memasuki era modern yang dinamis.Sebuah tantangan yang menuntutnya bisa bermetamorfosis. Serta bisa berdiaspora dengan SDM yang ada. Karenanya, dipandang perlu adanya perbaikan-perbaikan sistem pengorganisasian sesuai AD/ART. Tanpa menghilangkan identitas sebagai organsasi masa Islam.
Seiring dengan dinamika yang berkembang. Pra Muktamar tahun ini diawali dengan pemilihan raya yang melibatkan seluruh unsur organsasi. Mulai dari Dewan Pengurus Pusat (DPP), PP Wanita PUI, PP Pemuda PUI, Hima PUI Pengurus Ranting hingga kader grass rootaktif PUI.Pemira ini betujuan untuk memilih Anggota Majelis Syuro (Ahlul Halli Wal’aqdi).Dalam struktur organisasi, anggota Majlis Syura merupakan representasi (perwakilan) dari seluruh anggota PUI yang dipilih secara demokrastis. Mereka adalah para alim ulama, kaum cendikiawan dan yang dipilih secara demokratis. Hal itu merujuk kepada al-Qur’an surat As-Suro: 38. Bahwa dalam Islam setiap persoalan yang menyangkut hidup dan hajat orang banyak harus (diputuskan) dengan musyawarah.Menurut Al-Maududi karakteristik masyarakat Islam adalah menyelesaikan masalah dengan cara musyawarah.
Melalui muktamar ini juga harapan besarnya adalah semakin tertatanya organisasi Islam modern dengan program kerja yang lebih produktif.
Demikian konperensi pers ini dibuat. Semoga Allah SWT senantiasa menerangi langkah dalam memperbaiki umat dan bangsa. Menjadi bangsa yang unggul, mandiri dan bermartabat.
Dewan Pengurus Pusat
PERSATUAN UMMAT ISLAM (PUI)
ttd.
H. NURHASAN ZAIDI (Ketua Umum)
0 Response to "MUKTAMAR PUI KE-13 “Menuju Indonesia Unggul, Mandiri dan Bermartabat”"
Post a Comment