THE JOKO WAY #12
(THE INNOCENT WAY)
Rupiah melemah, kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah menurun.
Masih "Aku rapopo". [Pojok KOMPAS, 30/3/2015]
Masih "Aku rapopo". [Pojok KOMPAS, 30/3/2015]
Pojok KOMPAS hari ini menulis 'pujian' khusus untuk pemerintahan Jokowi-JK. Mengapa merujuk KOMPAS? Karena KOMPAS sejak awal mengelu-elukan Jokowi.
Bagi Jokowi haters, pojok KOMPAS tersebut pasti dianggap sebagai ledekan. Itu akibat negative thinking. Sejatinya, sikap "aku rapopo" menunjukkan keteguhan dan kerendahan hati seorang Jokowi. Sebuah konsistensi yang luar-biasa!
Apalagi menteri keuangan juga menegaskan bahwa pelemahan rupiah itu berkah, menguntungkan! Jokowi tidak memuji prestasi pelemahan rupiah. Bukan tidak mengerti ekonomi, melainkan karena beliau rendah hati.
Apalagi menteri ESDM menegaskan bahwa orang miskin berkurang dengan kenaikan harga BBM. Apalagi nanti apabila gas elpiji naik. Sungguh kejeniusan luar biasa yang tidak mudah dipahami ekonom mana pun. Inilah saat yang tepat Jokowi menagih janji setia rakyat. Rakyat harus terbiasa dengan harga BBM yang fluktuatif. Ini adalah kebaikan Jokowi supaya rakyat bermental kuat. Rakyat harus mencontoh Jokowi yang bersikap "aku rapopo".
Jokowi adalah presiden yang sangat rendah hati. Ketika ditanyakan tentang kenaikan harga BBM, Jokowi langsung mempersilakan wartawan bertanya kepada menteri ESDM. Ketika ditanyakan kisruh Golkar dan PPP akibat kecepatan kerja Menkumham, Jokowi juga bersikap sama. Bahkan Jokowi tidak tahu-menahu kebijakan Menkumham. [hahahaha... ga bisa nahan tawa -ed]
Ini konsisten dengan sikap Jokowi pada kasus TransJakarta. Meski bawahan nya banyak yang korup miliaran, Jokowi tidak terkotori sepeser pun. Hanya seorang nabi yang terlindungi sempurna (ma'shum), manusia biasa pasti tercemar meski sedikit.
Kita patut bersyukur. Tidak ada presiden yang begitu rendah hati dan begitu bersih cling seperti Jokowi. Sikap ini menular ke menteri nya. Mendagri menganggap dirinya tidak kompeten. Menteri Yuddy mencium tangan menteri Puan Maharani. Sebuah sikap yang jauh dari kata angkuh.
Yang lebih hebat lagi sang putri yang gagal tes CPNS. Dengan mewarisi 50 persen gen Jokowi gagal? Tidak mungkin darah daging Jokowi bodoh atau malas belajar. Jadi itu justru karena sikap jujur dan rendah hati.
Sang putra tidak kalah hebat. Wisuda nya di sekolah mahal Singapura disorot besar-besaran, itu sangat layak sebagai contoh sikap nasionalis sejati dan sederhana level tinggi.
Namun Jokowi tidak terus-menerus berlagak blo'on. Pada saat yang tepat, Jokowi menunjukkan kematangan perhitungan politik nya. It's #thejokoway. Ketika DPR terbelah dan kerja KPK mengecewakan, Jokowi mengajukan nama BG. Ending nya kita sudah tahu. DPR jadi kompak berkat BG dan KPK semakin kuat dengan tiga komisioner pilihan Jokowi. DPR dan pansel tidak becus memilih pimpinan KPK sehingga Jokowi terpaksa turun-tangan.
Jokowi juga bisa menunjukkan bahwa jabatan kapolri tidak begitu penting. Meski tanpa kapolri definitif, Indonesia tidak kacau oleh begal atau teroris. Kapolri memang tidak ada, tetapi bukankah ada Presiden Republik Indonesia Jokowi?
Jokowi haters menganggap fenomena begal muncul akibat kisruh politik tiada akhir dan tidak adanya kapolri. Logika ngawur. Yang benar adalah sebaliknya. Semua keamanan yang rakyat nikmati tidak lepas dari peran Jokowi.
Jokowi bukan orang yang pukul rata memandang persoalan. Ini sangat jelas pada kasus narkoba dan illegal fishing. Ada yang pantas langsung dor, tetapi Bali Nine itu perkecualian. Tetangga bernama Australia harus dihormati. Apa gunanya bermusuhan? Juga kapal besar harus dihargai selayaknya. Di balik kapal besar adalah aset besar dan orang besar. Hanya orang bodoh yang menenggelamkan kapal mahal.
Hari ini, melalui kompas.com, saya tahu berita pemerintah memblokir sejumlah situs yang membawa-bawa nama Islam. Revolusi mental itu tidak main-main, maka situs yang bejad dan berbahaya harus diberangus. Momentum yang sungguh tepat untuk keseimbangan, karena baru saja Jokowi memberi sedikit apresiasi pada koruptor dan gembong narkoba.
Namun, jangan tanyakan pemblokiran situs kepada Jokowi. Bukan karena tidak mengerti atau tidak tahu-menahu, melainkan itu karena Jokowi rendah hati. Apa yang dilakukan Jokowi adalah kerja dan kerja, bukan berpolemik. Lagi pula, apa gunanya menteri?
Itulah THE JOKO WAY #12 (THE INNOCENT WAY)
*dari fb Ahmad Thoha Faz
0 Response to "THE JOKO WAY #12 (THE INNOCENT WAY)"
Post a Comment