Program pembangunan infrastruktur Pemerintahan Presiden Joko Widodo menjadi daya pemikat bagi investor asing.
Peluang ini sudah dilirik World Bank untuk memberikan pinjaman dana. Bank dunia tersebut bersedia memberikan pinjaman yang besar ke Indonesia untuk membantu pembangunan infrastruktur Indonesia. Hal tersebut disampaikan Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Senin, 8 Desember 2014.
Menurutnya World Bank menawarkan sejumlah utang baru dalam nominal besar untuk membantu pembangunan infrastruktur Indonesia.
Lebih jauh diungkapkan Sofyan Djalil, meski banyak yang mengkritisi pemerintah terkait utang baru, tapi intinya bagaimana memanfaatkan pinjaman-pinjaman bilateral yang lebih murah, lebih long term, untuk pembangunan infrastruktur kita.
Meski demikian Sofyan Djalil enggan membeberkan berapa besar pinjaman yang akan dikucurkan World Bank.
"Besar sekali. Tinggal nanti negosiasi dengan tim mereka," ungkap Sofyan setelah bertemu dengan perwakilan World Bank.
Butuh Pinjaman RP 1.692,3 Triliun.
Seperti diketahui, hingga lima tahun mendatang (2015 – 2019) Pemerintahan Presiden Jokowi menganggarkan biaya pembangunan infrastruktur lebih dari Rp5.519 triliun.
Perkiraan sumber pendanaan bakal berasal APBN sebesar Rp2.215,6 triliun (40,14%), APBD Rp 545,3 triliun (9,88%), BUMN Rp 1.066,2 triliun (19,32%), dan swasta senilai Rp 1.692,3 triliun (30,66%).
Sementara itu, dari data Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, total utang luar negeri pemerintah hingga Mei 2014 lalu mencapai Rp678,81 triliun. Terdiri dari pinjaman bilateral mencapai sebesar Rp367,10 triliun dan pinjaman multilateral sebesar Rp271,05 triliun.
Sumber: FastNewsIndonesia.com
Peluang ini sudah dilirik World Bank untuk memberikan pinjaman dana. Bank dunia tersebut bersedia memberikan pinjaman yang besar ke Indonesia untuk membantu pembangunan infrastruktur Indonesia. Hal tersebut disampaikan Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Senin, 8 Desember 2014.
Menurutnya World Bank menawarkan sejumlah utang baru dalam nominal besar untuk membantu pembangunan infrastruktur Indonesia.
Lebih jauh diungkapkan Sofyan Djalil, meski banyak yang mengkritisi pemerintah terkait utang baru, tapi intinya bagaimana memanfaatkan pinjaman-pinjaman bilateral yang lebih murah, lebih long term, untuk pembangunan infrastruktur kita.
Meski demikian Sofyan Djalil enggan membeberkan berapa besar pinjaman yang akan dikucurkan World Bank.
"Besar sekali. Tinggal nanti negosiasi dengan tim mereka," ungkap Sofyan setelah bertemu dengan perwakilan World Bank.
Butuh Pinjaman RP 1.692,3 Triliun.
Seperti diketahui, hingga lima tahun mendatang (2015 – 2019) Pemerintahan Presiden Jokowi menganggarkan biaya pembangunan infrastruktur lebih dari Rp5.519 triliun.
Perkiraan sumber pendanaan bakal berasal APBN sebesar Rp2.215,6 triliun (40,14%), APBD Rp 545,3 triliun (9,88%), BUMN Rp 1.066,2 triliun (19,32%), dan swasta senilai Rp 1.692,3 triliun (30,66%).
Sementara itu, dari data Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, total utang luar negeri pemerintah hingga Mei 2014 lalu mencapai Rp678,81 triliun. Terdiri dari pinjaman bilateral mencapai sebesar Rp367,10 triliun dan pinjaman multilateral sebesar Rp271,05 triliun.
Sumber: FastNewsIndonesia.com
0 Response to "Butuh Dana Rp1.692 T, Bank Dunia Tawarkan Hutang untuk Indonesia"
Post a Comment