APTB sudah berjalan lebih dari setahun. Namun, anehnya, tiba-tiba Selasa kemarin 6 Januari 2015 kemarin, Ahok marah-marah soal sistem pengoperasian APTB. Menurut dia, operasionalisasi kendaraan tersebut telah salah sasaran.
“Jujur saja bagi saya, APTB itu salah. Itu adalah kebijakan yang sangat salah. Kita [maksudnya ‘kami’] sudah pengen hapuskan trayek dan ganti busway [maksudnya bus TransJakarta], kenapa ciptakan trayek lagi?” kata Ahok di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat.
Lebih lanjut Ahok mengatakan, yang seharusnya dilakukan adalah memperpanjang jalur busway, bukan dengan menambah trayek jenis baru.
“Kalau mau sampai ke ujung, ya, busway-nya dong diperpanjang, supaya biaya orang lebih murah. Ini telanjur, makanya ini kita [maksudnya ‘kami’] stop,” ujar Ahok.
Ahok menginginkan tarif angkutan sesuai jarak yang ditempuh oleh penumpang.
“Kita bayar berapa rupiah per kilometer. Saya lagi suruh PT Transjakarta yang kelola,” tuturnya.
Menanggapi rencana Ahok itu, pengamat kebijakan publik Chairuman dari Jakarta Care mengatakan, kalau sudah bicara besaran, mestinya Ahok melakukan perbandingan, agar yang mendengar dan menyimak paham bahwa memang ada yang lebih murah, lebih mahal, lebih kecil, lebih besar, dan sebagainya.
“Kalau tidak jelas seperti itu, wajar jika kemudian ada yang curiga, jangan-jangan ini cara untuk membuat masyarakat kecil Jakarta lebih sengsara, yakni cara untuk menaikkan tarif TransJakarta dengan dihitung per kilometer," ujar .
Chairuman pun menambahkan, ancaman Ahok itu cuma akting. Padahal, dengan pemberlakuan tiket elektronik untuk TransJakarta yang harga kartunya saja Rp 20 ribu sudah bikin banyak warga kecil menjerit.
"Coba bandingkan dengan harga kartu elektronik kereta api Commuter Line yang cuma Rp 5 riibu dan dipinjamkan pula, tak harus dibeli. Kalau PT KAI bisa bikin kartu seperti itu, kenpa TransJakarta tidak bisa? Orang-orang ini tega banget sih ngebodohin bangsa sendiri demi cari keuntungan?” ujar Chairuman, Selasa malam.
Menanggapi keputusan Ahok, Fatma, warga Bogor yang bekerja di Jalan Pramuka Jakarta mengeluh. Menurut Fatma, biaya APTB seharga Rp16.000 sekali jalan, sudah cukup mahal.
"Kalau mau dihitung per kilometer, itu namanya nyusahin rakyat. Lagian, kalau memang dari dulunya tahu salah, kenapa bikin APTB? Bikin kebijakan kok mencla mencle. Ini namanya membodohi dan memiskinkan rakyat!", urai Fatma melalui pesan singkat, Selasa, 6 Januari 2015.
Rosa, warga Bekasi yang juga menjadi pelanggan APTB juga mengeluhkan kebijakan Ahok yang mengancam akan menghapus APTB.
"Ini pemimpin macam apa sih? Kerjanya cuma ngancem-ngancem. Naik motor dilarang, naik APTB mau dihapus. Lebih baik, dulu sebelum bikin kebijakan, survey dulu dong..," tutup Rosa. (fs)
0 Response to "Chairuman: Waspada! Ahok Mulai Membodohi Untuk Mencari Keuntungan"
Post a Comment