Fitnah Intelijen, Ketika Wanita Menjadi Alat
Adakah diantara kita yang mengingat tentang Rani Juliani, sosok yang menjadi saksi kunci kasus Antasari Azhar terkait kasus pembunuhan Nasruddin Zulkarnaen direktur PT Rajawali Putra Banjaran?
Ada sebuah pertanyaan besar, mengapa selalu ada sosok seorang wanita didalam setiap kasus yang menyeret tokoh atau orang penting dinegeri ini?
Didalam sebuah pembangunan opini, ada yang dinamakan ‘bahan’ untuk digoreng goreng menjadi sebuah masakan yang menarik, sebuah bahan biasanya bersifat menarik kontroversi karena tujuannya untuk membuat hasil yang bombastis.
Biasanya yang nama nya bahan, itu sudah pasti di ‘siapkan’, agar sesuai rasa dan tepat komposisi racikan dari masakan yang akan dibuat.
Maka agar bahannya sesuai kriteria komposisi resep yang direncanakan, sang chef biasanya menugaskan "sejumlah pihak" yang dianggap mampu menyiapkan dan mencari bahan yang dibutuhkan tepat waktu.
Pihak inilah yang didalam dunia nyatanya di sebut "organ intelijen".
"Organ intelijen" mencari dan mempersiapkan bahan dengan sesuai hitungan dan takaran yang tepat, hitungan yang mungkin memerlukan proses yang cukup agar dicapai sebuah hasil (bukti membuktikan, cari di carikan, hubung menghubungkan, dan bukti membuktikan).
Dan kriteria bahan yang mampu menarik kontroversi agar mampu menjadi bombastis adalah sebuah skandal yang dibangun dengan keberadaan sosok wanita cantik dan menarik.
Kebetulannya lagi target, adalah pasti seorang laki laki, tinggal dicari hitungan waktu dan hitungan strategik lainnya, sehingga tuh ‘barang’ siap dimasukkan.
Tercapailah hubungan dan jalur skema nya, tinggal nanti dibuatkan ‘pembenaran’ atas opini settingan yang dibuat.
Sekali lagi, adakah yang tahu kemana sosok Rani Juliani sekarang berada?
Bukan main dampak keberadaan sosok Rani ini, sehingga mampu menjerat seorang ketua KPK masuk prodeo selama 18 tahun penjara.
Apakah keberadaan Rani itu sebuah settingan, didalam membangun hubungan, bukti dan jalinan cerita?
Dan yang mungkin dapat menjawab pertanyaan diatas adalah "organ intelijen" yang menyiapkan itu semua bisa terjadi, organ intelejen dan Rani juliani sebuah bukti pembangunan opini fitnah intelijen.
by Bang Dewa
Sumber: http://www.fahreenheat.com/fitnah-intelejen-ketika-wanita-menjadi-alat/
***
Bacaan pelengkap:
[okezone] Antasari Azhar Dibui, Rani Juliani Jadi Orang Tajir
Ida Laksmawati (istri Antasari) percaya Antasari Azhar tidak pernah berselingkuh dengan Rani Juliani, wanita yang disebut-sebut menjadi istri rahasia Nasrudin Zulkarnaen. Dia tahu betul kebiasaan suaminya yang sejak menjadi Ketua KPK ke mana-mana selalu dikawal.
Ida sendiri tidak mengetahui di mana keberadaan Rani sekarang. Namun, dia mendengar selentingan, setelah berhasil menjerat Antasari, kehidupan Rani bergelimang dengan kemewahan. Dia mengaku pernah dikirimi surat kaleng yang menggambarkan kehidupan Rani.
"Yang terakhir saya dengar dia menghadiri perkawinan saudaranya di Bangka. Jadi saya dapat info ini dari orang yang tidak saya kenal. Dia memberi surat, memberi foto, dia ada di sini, ada di sini," kata Ida.
Rani diketahui pernah berada di Serpong, Tangerang, pada 2012. Informasi itu diperoleh Ida dari seorang ibu-ibu yang memergoki Rani sedang melakukan transaksi di Bank BRI. "Di BSD saja, Rani pernah pergi ke bank BRI. Ada ibu-ibu lihat dia, langsung didatangi, eh kamu Rani ya? Dia langsung lari," terangnya.
0 Response to "Fitnah Intelijen, Ketika Wanita Menjadi Alat"
Post a Comment