Wikileaks Klaim Miliki Data Percakapan Jokowi Saat Pilpres 2014

WikiLeaks mengklaim memiliki dokumen rahasia milik bekas kontraktor NSA, Edward Joseph Snowden, tentang percakapan Jokowi dengan beberapa pihak ketika Pemilihan Presiden 2014 lalu.

Diduga mata-mata Australia menyadap percakapan telepon selular dan data publik serta pejabat Indonesia melalui jaringan telepon selular terbesar di Indonesia.

Bocoran Snowden tentang ulah mata-mata Australia itu diterbitkan pada Kamis, 05 Maret 2015 kemarin di Selandia Baru.

Seperti dilansir Elshinta, Senin, 09 Maret 2015 pagi, anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), Sidarto Danusubroto menyatakan, dalam hubungan antar negara, penyadapan itu merupakan suatu hal yang sangat tidak pantas.

"Bagaimana jika hal-hal yang ilegal ini dijadikan senjata untuk kepentingan politik. Apa ini pantas?," kata Sidarto.

Ditanya apakah isu ini bisa diduga sebagai bentuk penekanan terhadap Jokowi terkait dengan keputusan pemerintah untuk tetap melakukan eksekusi mati warga negara Australia, Sidarto melihat Jokowi tidak akan mundur hanya karena isu ini, terutama karena Jokowi menghormati kedaulatan Indonesia.

"Saya juga mengharapkan supaya negara se-maju Australia itu juga menghormati kehormatan hukum kita. Tidak bisa mereka gunakan cara-cara seperti blackmail begitu dalam hubungan antarnegara," tegas dia.

Terkait hal ini, Sidarto menilai pemerintah, dalam hal ini Kementerian Luar Negeri untuk menunjukan sikap bahwa hal tersebut sebagai suatu hal yang tidak pantas digunakan dalam hubungan antar negara.

"Bangsa ini harus cerdas. Jangan sampai kita dengan cara-cara blackmail itu kita diadudomba. Kita harus semakin cerdas menghadapi tekanan-tekanan seperti ini," pungkasnya.

0 Response to "Wikileaks Klaim Miliki Data Percakapan Jokowi Saat Pilpres 2014"

Post a Comment