Takut Disadap, Fahri Tak Pernah 'Kontak' Istri



Penyadapan menjadi suatu hal yang dikhawatirkan, terutama bagi pejabat publik. Sangking cemasnya, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah bahkan sampai tak berani menghubungi sang istri lewat telepon pribadi.

"Saya berani mengatakan darurat penyadapan. Terus terang, sejak darurat penyadapan itu, saya tidak berani lagi pakai telepon saya untuk komunikasi pribadi. Nyaris enggak ada. Istri saya pun saya larang. Apalagi ngomong suami istri, saya larang. Saya khawatir aja," kata Fahri kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (9/3/2015), dilansir metrotvnews.

Menurut Fahri, Indonesia dalam keadaan darurat penyadapan. Dia menganggap, penyadapan yang selama ini diperdengarkan di ruang sidang sangat mengerikan. Celakanya, penyadapan dilakukan jauh sebelum sampai ke pengadilan.

"Kita itu seperti ada yang nyadap dulu. Disadap dan dikuntit. Dengan teknologi sekarang ini memang tidak mustahil kita semua jadi korban teknologi. Artinya, ada memang orang yang meng-operate suatu teknologi yang belum ada di pasar. Tapi semua kita kena dampaknya. Makanya, saya komunikasi personal hanya bisa dengan bertemu," tukas dia.

Politikus PKS ini menambahkan, andaikan sebagian besar saham dari operator seluler di Indonesia milik sendiri hal tersebut tidak menjamin Indonesia bebas dari penyadapan. Sebab, semua itu tergantung dengan tekonologi. Dan, sekarang teknologi dimiliki pihak asing.

Australia dan Selandia Baru menyadap jaringan telepon genggam terbesar di Indonesia dan juga sistem telekomunikasi sejumlah negara kecil di Kepulauan Pasifik. Laporan ini muncul dari sejumlah dokumen yang didapatkan mantan kontraktor Badan Intelijen Amerika Serikat (AS) Edward Snowden.

Menurut serangkaian dokumen yang beredar di Selandia Baru pada Kamis 5 Mei 2015, agensi sepionase elektronik Australia, yakni Australian Signals Directorate (ASD), bekerja sama dengan agensi Selandia Baru, Government Communications Security Bureau (GCSB), memasuki akses jaringan telekomunikasi di seantero Indonesia dan negara Pasifik Selatan.

Seperti dikutip theage.com, Dokumen itu menunjukkan ASD dan GCSB secara intensif memata-matai negara-negara pulau kecil, seperti Fiji, Papua Nugini, Guinea, Kepulauan Solomon, Nauru, Samoa, Vanuatu, Kiribati, New Caledonia, Tonga, dan French Polynesia.

Masih dari dokumen rahasia, Australia dan Selandia Baru menggunakan komunikasi satelit dan kabel bawah laut. Mereka lalu saling berbagi hasil penyadapan sambungan telepon, surat elektronik, pesan media sosial dan metadata lainnya. ASD dilaporkan menaruh perhatian lebih pada jaringan telepon genggam terbesar di Indonesia. (Metrotvnews)

0 Response to "Takut Disadap, Fahri Tak Pernah 'Kontak' Istri "

Post a Comment