Mengapa Jokowi Memilih Badrodin yang Memiliki Rekening Lebih Gendut Daripada BG?

LHKPN Milik Badrodin Haiti - Foto: pkspiyungan 

Enam calon Kapolri telah menyerahkan laporan harta kekayaannya ke KPK. Dari keenam jenderal tersebut, terdapat dua nama jenderal yang namanya pernah disebut dalam laporan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) sebagai perwira Polri pemilik rekening gendut.

Mereka adalah Asisten Operasi Irjen Badrodin Haiti dan Kepala Lembaga Pendidikan Polisi (Kalemdikpol) Komjen Budi Gunawan. Namun keduanya sudah membantah.

Dari keenam jenderal yang telah melaporkan kekayaannya tersebut, Irjen Badrodin Haiti menjadi terkaya dengan harta sebesar Rp 5,8 miliar. Sedangkan Komjen Budi Gunawan memiliki kekayaan sebesar Rp 4,6 miliar.

Dalam laporan harga kekayaan penyelenggara negara (LHKPN) ke KPK pada 19 Agustus 2008, Budi Gunawan melaporkan asetnya berupa objek wisata seluas 12 hektar senilai Rp 300 juta. Irjen Badrodin Haiti dan Komjen Budi Gunawan melaporkan harta kekayaannya ke KPK pada Jumat (25/7/2013).

Sebelumnya, empat jenderal lainnya telah lebih dulu menyerahkan LHKPN ke KPK. Mereka adalah Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Anang Iskandar (Rp 2,4 miliar), Kapolda Bali Irjen Arif Wachjunadi (Rp 4,52 miliar), Kapolda Metro Jaya Irjen Putut Eko Bayuseno (Rp 482 juta) dan Kabareskrim Komjen Sutarman.

Badrodin Haiti yang kini menjadi calon Kapolri terkaya dari calon lainnya. Tahun 2010 silam, namanya masuk dalam laporan PPATK sebagai salah satu petinggi Polri pemilik rekenng gendut.

Irjen Badrodin terakhir menyerahkan laporkan harta kekayaan pada 10 Oktober 2012. Jumlah total harta Badrodin mencapai Rp 5,8 miliar.

Harta itu meliputi harta tidak bergerak berupa delapan buah tanah dan bangunan senilai Rp 4,3 miliar. Badrodin tercatat pula punya harta bergerak sebanyak dua mobil Honda Accord dan Toyota Kijang senilai Rp 350 juta. Harta bergerak lainnya yakni senilai Rp 100 juta.

Badrodin juga memiliki surat berharga yang nilainya mencapai Rp 1 miliar. Badrodin tercatat memiliki hutang sebesar Rp 200 juta. Dengan demikian total harta kekayaannya Rp 5,8 miliar.

Usai melaporkan kekayaannya ke KPK, Irjen Badrodin mengaku hartanya mengalami peningkatan. "Ada kenaikan, ada," ujar Badrodin yang mengaku tidak hafal harta jenis apa saja peningkatannya.

Selain uang dalam bentuk rupiah, Irjen Badrodin memiliki uang asing sebanyak 4 ribu dollar AS. Irjen Badrodin mengaku, uang tersebut diperoleh dari honor ketika ia bergabung dengan tim penjaga perdamaian di Kamboja.

"Itu waktu di Kamboja, saya dapat honor 150 dolar (per hari) sebagai penjagaan perdamaian. Sebagai penjaga perorangan," ujar Irjen Badrodin. Tugas dalam rangka perdamaian tersebut dijalankan selama setahun sejak 1992- 1993.

Komjen Budi Gunawan namanya juga pernah disebut dalam pemilik rekening gendut. Namun, Komjen Budi sudah membantah. Dari laman situs KPK, Budi Gunawan terakhir menyerahkan LHKPN pada 19 Agustus 2008, saat menjabat Kapolda Jambi. Lima tahun silam, harta Budi Gunawan menjadi Rp 4,6 miliar. Harta itu meliputi harta tidak bergerak berupa 13 buah tanah dan bangunan senilai Rp2,7 miliar.

Harta bergerak berupa kendaraan yang dimiliki Budi senilai Rp661 juta. Terdiri dari tiga mobil, Toyota Harrier, Nissan Teana dan Honda Jazz dan dua sepeda motor merek Suzuki dan Honda.

Kemudian Budi memiliki hasil perolehan usaha di Bidang perternakan, perikanan, perkebunan dan pertanian sebesar Rp 600 juta.

Budi juga membuka usaha sebuah objek wisata seluas 12 hektar dengan nilai Rp300 juta. Selain itu, dia membuka usaha di bidang jahit dan bordir bernama Lila's Sewing and Embroidery senilai Rp50 juta serta usaha rumah makan restoran Bumbu Desa senilai Rp250 juta.

Harta bergerak lainnya yakni berupa logam mulia, batu mulia dan barang antik lainnya Rp 316 juta. Tercatat pula, Jenderal bintang tiga itu memiliki Giro setara kas Rp362 juta. Dia tidak memiliki hutang dan dengan demikian total harta kekayaannya sebesar Rp4,6 miliar. 

Daftar Kekayaan Calon Kapolri

1. Asisten Operasi Polri Irjen Badrodin Haiti, kekayaannya Rp 5,8 miliar
2. Kabareskrim Komjen Sutarman kekayaannya Rp 5,34 miliar
3. Kepala Lembaga Pendidikan Polri Komjen Budi Gunawan, kekayaannya Rp 4,6 miliar
4. Kapolda Bali Irjen Arif Wachjunadi Rp 4,52 miliar
5. Kepala BNN Komjen Anang Iskandar kekayaannya Rp 2,4 miliar
6. Kapolda Metro Jaya Irjen Putut Eko Bayuseno kekayaanya Rp 482 juta 

Sumber: tribunnews, 27 Juli 2013

--------

Berita di atas merupakan rilis media nasional pada tahun 2013. Ketika itu Kompolnas sedang melakukan seleksi untuk pemilihan Kapolri.Kita sudah sama-sama mengetahui hasilnya. Sutarman akhirnya terpilih menjadi Kapolri yang masa jabatannya diakhiri dengan hormat oleh Jokowi, Jumat 16 Januari 2015 lalu.

Langkah Budi Gunawan terhenti setelah sejumlah pihak yang mengaku aktivis dan relawan Jokowi saat pilpres lalu mendatangi istana, Jumat siang 16 Januari 2015 dan meminta Jokowi tidak melantik Budi Gunawan dengan alasan, Budi Gunawan tercatat oleh KPK dan PPATK sebagai perwira polisi yang memiliki rekening gendut atau terindikasi melakukan tindak pidana korupsi.

Di bawah tekanan berat dari berbagai pihak dan menghindari blunder lebih lanjut, Jokowi akhirnya mengadakan jumpa pers pada Jumat, 16 Januari 2015 malam dan memutuskan untuk menunda pelantikan Budi Gunawan sebagai Kapolri. Jokowi juga memberhentikan dengan hormat Sutarman, serta menunjuk Irjen Polisi Badrodin Haiti sebagai Plt Kapolri.

Namun, langkah Jokowi menetapkan Badrodin Haiti justru memperparah keadaan. Jokowi mungkin lupa, dalam proses seleksi yang dilakukan oleh Kompolnas, dua dari 6 calon Kapolri yang ketika itu melaporkan harta kekayaannya ke KPK, pernah disebut dalam laporan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) sebagai perwira Polri pemilik rekening gendut.

Dalam laman Anti Corruption Clearing House,  ww.acch.kpk.go.id, diperoleh data terbaru Irjen Badrodin Haiti. Tercatat, pada laporan tanggal  21 Oktober 2013, jumlah total harta Badrodin mencapai Rp8.517.096.044, sementara pada laporan tanggal 20 Mei 2014, harta Badrodin mengalami penurunan pada point kepemilikan giro. Jika tahun 2013 lalu tercatat memiliki giro sebesar 1 miliar lebih, tahun 2014, giro milik Badrodin berkurang menjadi 683 juta. Sementara, dalam laporan terakhirnya, Budi Gunawan mencatat total harta sebesar 22 miliar, jauh lebih gendut ketimbang Badrodin.

Melalui laman milik KPK tersebut, publik dapat melihat dengan jelas, rekening Badrodin tak kalah gendut dari rekening Budi Gunawan. Oleh karenanya, keputusan Jokowi mengangkat Badrodin sebagai Plt Kapolri, bisa dianggap cukup berbahaya dari sisi penegakan kebijakan anti korupsi tapi bisa pula diterjemahkan sebagai upaya menunjukkan kepada publik, bahwa ada anggota Polri yang memiliki rekening gendut. Pasalnya, di era keterbukaan informasi seperti saat ini, setiap warga bisa menelusuri dengan mudah harta kekayaan pejabat negara. (fs)

0 Response to "Mengapa Jokowi Memilih Badrodin yang Memiliki Rekening Lebih Gendut Daripada BG?"

Post a Comment