[Saling Bantah] Polisi vs Paspampres, Siapa Yang Salah?

Foto: Ilustrasi 
Sebuah insiden tidak mengenakkan kembali terjadi antara kepolisian dan pasukan pengamanan presiden (paspampres). Seorang perwira menengah di lingkungan Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya tiba-tiba dipukul anggota paspampres saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan pemaparan di Gedung Cendikia, Semarang, Jawa Tengah.

Diduga, pemukulan terjadi karena sang polisi bernama Iptu Reza Fahlevi bertahan di dalam ruangan ketika akan diadakan pertemuan tertutup antara Presiden Jokowi dan Kapolda dan Kapolres se-Indonesia. Kolonel Infanteri Maruli Simanjuntak yang bertugas mengamankan presiden sempat menegur korban, namun tidak diindahkan.

Alhasil, Maruli yang marah karena tegurannya tidak diindahkan korban lantas memukulnya. Rekan korban AKBP Agung Marlianto yang melihat kejadian tersebut juga mendapatkan teguran.

Terkait masalah ini, pihak kepolisian dan paspampres terlibat saling bantah. Pihak kepolisian melalui Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto membenarkan pemukulan tersebut. Namun dia membantah Iptu Reza Fahlevi membawa senjata pada saat kejadian.

Berbeda dengan keterangan Rikwanto, Komandan Paspampres Mayjen Andika Perkasa menyatakan Iptu Reza Fahlevi 'mangkel' ketika diminta anak buahnya untuk meninggalkan ruangan pertemuan. Dia menerangkan memang ada pemaksaan, namun tidak dengan kekerasan seperti pemukulan.

Berikut keterangan oleh pihak Polisi dan Paspampres

1. Polisi tegaskan Paspampres pukul Iptu Reza

Insiden pemukulan terhadap polisi oleh Dangrup A Paspampres, Kol Inf Maruli Simanjuntak dibenarkan oleh Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto. Korban pemukulan adalah Kaur Produk Stafpri Pim Polda Metro, Iptu Reza Fahlevi.

"Itu benar terjadi pemukulan. Saat Presiden Jokowi masuk ruangan akan memberikan arahan kepada kapolda seluruh Indonesia," ujar Rikwanto, Jumat 5 Desember 2014.

Saat acara Selasa 2 Desember 2014 lalu, kata Rikwanto, karena presiden akan beri arahan media diminta keluar. Saat itu Reza berada yang duduk di kursi belakang juga diminta meninggalkan ruangan.

"Itu media diminta untuk keluar karena pertemuan tertutup, lalu sespri yang duduk di kursi belakang yang sebelumnya dimaksudkan buat notulen atau jika diperlukan pimpinan ada di sana tapi diminta keluar dan ditanya-tanya," jelasnya.

2. Maruli: Tidak ada pemukulan

Komandan Grup A Paspampres, Kolonel Infanteri Maruli Simanjuntak membantah melakukan pemukulan terhadap Iptu Reza Fahlevi. Menurutnya, hal tersebut akan dijelaskan langsung oleh Komandan Paspampres Mayjen Andika Perkasa.

"Waduh enggak ada itu. Maaf aku enggak bisa ngomong Dan Paspampres yang akan menjelaskan karena beliau ada di tempat itu," kata Maruli, Jumat 5 Desember 2014.

Saat sitanya apakah dirinya memukul Reza yang menjabat Kaur Produk Stafpri Pim Polda Metro, Maruli tidak menjawab secara gamblang. "Dan Paspampres sudah bilang di media tidak ada kan? Aku sudah disampaikan supaya beliau saja yang sampaikan ke media," katanya.

3. Polisi tegaskan Iptu Reza tak bawa pistol

Polda Metro Jaya meluruskan insiden pemukulan terhadap Kaur Produk Stafpri Pim Polda Metro, Iptu Reza Fahlevi. Pihak kepolisian membantah jika kejadian itu dipicu karena Reza membawa senjata api.

"Kelihatannya mereka (paspampres) belum puas dan terjadi pemukulan. Mereka (sespri) juga tidak membawa senjata," terang Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto, Jumat 5 Desember 2014.

Rikwanto membenarkan pemukulan itu dilakukan Dangrup A Paspampres, Kol Inf Maruli Simanjuntak pada Selasa 2 Desember 2014 di Gedung Cendikia, Semarang, Jawa Tengah. Versi Rikwanto pemukulan dipicu karena Reza yang duduk di kursi belakang diminta keluar saat Presiden Jokowi memberi arahan.

"Itu media diminta untuk keluar karena pertemuan tertutup, lalu sespri yang duduk di kursi belakang yang sebelumnya dimaksudkan buat notulen atau jika diperlukan pimpinan ada di sana tapi diminta keluar dan ditanya-tanya," jelasnya.

4. Paspampres sudah bertindak sesuai SOP

Komandan Paspampres Mayjen Andika Perkasa menjelaskan soal insiden anak buahnya dengan Kaur Produk Stafpri Pim Polda Metro, Iptu Reza Fahlevi. Dia membantah pernyataan polisi yang mengaku sempat dipukul oleh Dangrup A Paspampres, Kolonel Infantri Maruli Simanjuntak.

Andika mengatakan bahwa pihaknya sudah melakukan hal sesuai SOP. Tetapi tidak ada pemukulan sama sekali. Dan bila terjadi keributan, itu semata karena pihaknya harus memaksa mereka keluar.

Dia melanjutkan, bila pertemuan tidak bersifat tertutup, pihaknya tentu akan membiarkan orang selain Kapolda dan Kapolres untuk bertahan di dalam ruangan. Tapi begitu dinyatakan tertutup, semua harus keluar.

"Di Akademi Kepolisian kemarin semua pesertanya, Kapolres, Kapolda dan seluruh pimpinan Polri pakaian dinas. Ini ada dua orang pakaian preman tidak mau keluar. Padahal bukan Kapolres bukan Kapolda. Jadi itulah yang kemudian terjadi," jelas Andika.

Andika menambahkan, kalau ada sedikit keributan, pihaknya harus memaksa mereka keluar. Tetapi dia memastikan tidak ada pemukulan sama sekali saat itu.

Sumber: Merdekadotcom

0 Response to "[Saling Bantah] Polisi vs Paspampres, Siapa Yang Salah?"

Post a Comment