6 FAKTA Budi Gunawan Adalah "Blunder" Jokowi
*dari twit @PartaiSocmed (13/1/2015)
1. Manusia cenderung percaya pada apa yang ingin dipercayai-nya, bukan pada yang harus dipercayai.
2. Kultwit ini mungkin adalah kultwit yang paling tidak diinginkan para pendukung Jokowi. Tapi bagaimanapun kami harus menyampaikannya.
3. Katakan benar pada yang benar dan katakan salah pada yang salah..
4. Karena subyektifitas kita akibat urusan dukung mendukung, lalu kita membuat berbagai pembenaran2 atas apapun kebijakan Jokowi.
5. Dalam hal kasus Budi Gunawan ini terlihat sekali terjadi #ConfirmationBias dimana kita cenderung menciptakan pembenaran2.
6. Meskipun bukti2 yg ada bertentangan dgn pembenaran2 tsb tapi kita tetap mempercayai apa yg ingin kita percayai.
7. Dalam kasus Budi Gunawan ini muncul teori pembenaran tentang strategi Jokowi yang menggunakan KPK utk menggagalkan pencalonan BG.
8. Memang asyik juga teori itu. Dan tentu saja para pendukung Jokowi mudah menerimanya. Karena pembenaran macam itulah yg ingin dipercayai.
9. Tapi adakah bukti2 yg mendukung teori itu? Atau setidaknya indikasi Jokowi memang gunakan KPK utk gagalkan pencalonan BG sbg kapolri?
10. Jawabannya tidak ada sama sekali. Justru bukti2 yg ada sangat bertentangan dgn teori "onani" para pendukung fanatik Jokowi ini.
11. Pertama, Budi Gunawan adalah orang yg ikut membantu menyusun visi misi kampanye Jokowi.
12. Artinya memang ada alasan "subyektif" Jokowi pilih Budi Gunawan sebagai calon tunggal kapolri.
13. Kedua, dalam memutuskan Budi Gunawan sbg calon satu2nya kapolri, Jokowi sama sekali tidak melibatkan KPK dan PPATK.
14. Memang benar presiden tidak ada keharusan minta pendapat KPK dan PPATK. Tapi utk jabatan menteri dia lakukan mengapa utk kapolri tidak?
15. Dari sini Jokowi terlihat sangat memaksakan agar Budi Gunawan jadi kapolri. Mungkin terkait balas budi semasa kampanye kemarin.
16. Dia tahu jika libatkan KPK dan PPATK Budi Gunawan tidak akan lolos. Maka hak "prerogratif" lebih diutamakan dibanding mencari calon yg bersih.
17. Ketiga, KPK menyatakan sudah mencoba menghadap Jokowi terkait Budi Gunawan ini. Tapi tidak diberi waktu oleh beliau.
18. Terlihat sekali tidak ada kerjasama apapun antara Presiden dan KPK terkait pencalonan Budi Gunawan ini.
19. Keempat, adanya pernyataan mantan ketua PPATK @yunushusein tentang rapor merah Budi Gunawan sbg calon menteri.
20. Dari sini terlihat Jokowi menutup mata sama sekali atas rapor merah Budi Gunawan.
21. Kelima, tadi padi Jokowi memanggil kompolnas dan menyatakan bahwa dia pilih Budi Gunawan krn ada mantan ajudan Mega dlm calon2 yg diusulkan.
22. Saat menyampaikan pd kompolnas tadi pagi itu Jokowi sudah tahu Budi Gunawan akan diumumkan sebagai tersangka siang ini.
23. Dan pernyataannya itu bisa dibilang sebagai "alibi" Jokowi atas kasus ini. Dia ingin limpahkan tanggung jawab pada kompolnas dan Mega.
24. Dan Jokowi lupa pernah menyampaikan janji yang spesifik terkait pemilihan kapolri ini.
25. Dalam janji kampanyenya Jokowi menyebut akan memilih kapolri yg bersih dan antikorupsi. Lantas mengapa tidak melibatkan KPK dan PPATK?
26. Keenam, ini yang terpenting. Sesaat setelah BG ditetapkan tersangka, Jokowi mengatakan pd wartawan: "Kita tunggu proses di DPR".
27. Perlu diketahui, jarang terjadi pemerintah dan DPR begitu kompak dalam pemilihan pejabat hukum spt pada kasus Budi Gunawan ini.
28. Jauh sebelum bocoran surat presiden terkait pencalonan Budi Gunawan ini partai2 di DPR sudah duluan kompak dukung dia.
29. Dan arah DPR sudah terlihat jelas atas kasus Budi Gunawan ini, Fit and Proper test jalan terus!
30. Pernyataan Jokowi "menunggu proses di DPR" ini berarti menunjukkan keberpihakan dia pada DPR yg memang menginginkan BG jadi kapolri.
31. Jokowi lupa bahwa dia sekarang adalah Presiden Republik Indonesia. Keputusannya sebagai presiden adalah tanggung jawabnya sendiri.
32. Jadi, jika teori Jokowi memang sengaja gunakan KPK utk gagalkan pencalonan BG itu benar, harusnya sikap Jokowi jelas hari ini.
33. Jika teori itu benar maka harusnya Jokowi mengatakan: "Saya dukung KPK dan taat pada hukum negara Republik Indonesia".
34. Selanjutnya Jokowi bisa menarik kembali Budi Gunawan sebagai calon kapolri satu2nya pilihan dia.
35. Tapi itu tidak dilakukan oleh Jokowi. Dia justru memilih menunggu proses di DPR.
36. Yang kita tahu sore ini komisi III DPR justru sowan dan cipika-cipiki di rumah Budi Gunawan.
37. Dari keenam bukti yg kami sampaikan tadi, dimana indikasi kebenaran teori Jokowi gunakan strategi menolak Mega dgn cara gunakan KPK?
38. Tapi subyektifitas kita lebih mendominasi. Maka daya pikir kita menjadi bias. Dan teori paling absurd dan tanpa buktipun kita percayai.
39. Memang benar kita dukung Jokowi sebagai presiden. Tapi tidak begitu2 amat. Sampai2 tidak bisa membedakan lagi mana benar dan mana yg salah.
40. Mendukung yang benar itu haruslah obyektif. Kritiklah jika memang Jokowi salah. Ingat, Jokowi juga manusia biasa.
41. Dari pada sibuk bikin teori onani, sebaiknya kita dorong Jokowi untuk batalkan pencalonan Budi Gunawan. Bukan malah nunggu proses di DPR!
42. Semakin sering kita membuat pembenaran2, semakin jauh kita dari kenyataan. Pada satu titik kita tidak bisa bedakan benar dan salah lagi.
43. Kami memang dukung Jokowi, tapi kami lebih dukung @KPK_RI. Sebab rekam jejak lembaga ini benar2 sudah teruji.
44. Rekor @KPK_RI 100 persen tersangka korupsi akhirnya divonis bersalah di pengadilan. Ini lembaga yg terbukti prudent.
45. Kami tidak percaya @KPK_RI bisa dimanfaatkan oleh Jokowi atau siapapun juga. SBY saja tidak mampu lakukan itu.
46. Saat ini semua politisi parpol menuduh @KPK_RI melakukan politisasi. Sungguh sayang para pendukung Jokowi kok jadi ikut2an dgn tuduhan itu.
47. Sungguh logika sesat jika kita bilang dalam kasus lain KPK menegakkan hukum, sementara dlm kasus BG ini KPK bermain politik.
48. Jokowi sudah jadi Presiden sekarang. Tugas kita adalah mengkritisinya secara obyektif. Jangan jadi gila 5 tahun gara2 pilpres sehari.
49. Sekian kultwit kami. Mari kita dukung @KPK_RI dalam pemberantasan korupsi. Terhadap siapapun tanpa pandang bulu!


0 Response to "6 FAKTA Budi Gunawan Adalah "Blunder" Jokowi"
Post a Comment