Sekulerisme, Pintu Berbagai Kerusakan


Sekularisme adalah tema bahasan yang sangat penting, karena ini merupakan pintu gerbang dari berbagai kerusakan-kerusakan yang lain, demikian disampaikan penelitis Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations (INSISTS), Wido Supraha, M.SI.

Menurut Wido, “Kata ‘sekuler’ berasal dari kata ‘secular’, yang awal mulanya berasal dari kata ‘saeculum’  dari bahasa Latin, dan memiliki dua konteks, yaitu ruang dan waktu. Dalam konteks waktu ia merujuk pada saat ini, sedangkan dalam konteks ruang adalah dunia,” ujar Wido.

“Sekulerisasi adalah pembebasan manusia dari kungkungan agama dan kemudian kungkungan metafisika yang mengatur akal dan bahasanya,” tambahnya dalam kalimat pembuka perkuliahan ke-6 dari Sekolah Pemikiran Islam [SPI) #IndonesiaTanpaJIL, hari Kamis 9 April 2015 di bilangan Kalibata, Jakarta Selatan.

“Kita akan selalu dihadapkan hanya pada dua pilihan, yaitu Islam dan selain Islam. Islam adalah damai, maka selain Islam tidaklah damai,” ungkap Wido Supraha.

“Sekularisasi melakukan tiga hal, yaitu disenchantment of nature (menghilangkan makna ketuhanan dan rohani dari alam), desacralization of politics (peniadaan agama dari politik), dan deconsecration of values (penghapusan nila-nilai agama dari kehidupan),” ungkapnya.

Kajian mengenai sekulerisme ini memancing peserta untuk berdiskusi dengan semangat.*/Mirdal Muthahari

Sumber: Hidayatullah.com

0 Response to "Sekulerisme, Pintu Berbagai Kerusakan"

Post a Comment