Warung Shodaqoh, Sebuah Oase di Tengah Krisis Negeri


Warung tenda Shodaqoh di Jalan Gedongkuning Yogyakarta yang buka hanya setiap hari Jumat selalu ramai dikunjungi pelanggan setianya. Sejak pukul 11.00 Wib, para pelanggannya sudah mulai berdatangan dan memenuhi tempat duduk yang disediakan.

Pelanggan yang tidak mendapat kursi pun rela berdiri mengantri di pinggir trotoar menunggu giliran. Panas terik matahari pun seakan tak mereka hiraukan.

Dua pegawai perempuan, Dewi dan Isya, sibuk meladeni para pelanggan yang bertambah siang semakin banyak. Meski tampak sibuk, namun wajah dua pegawai ini selalu tersenyum setiap kali meladeni para pelangganya.

Warung Shodaqoh memang berbeda dengan warung nasi biasanya. Pada spanduk yang terdapat di depan warung tersebut tertulis 'Warung Shodaqoh, Khusus Fakir Miskin dan Kaum Dhuafa, Gratis..! Insyaallah Setiap Jumat, Jam 11-13 Siang". Ya, warung tenda di pinggir jalan ini memang khusus dibuka bagi warga miskin di sekitarnya.

Setiap menu yang ada diberi gratis atau cuma-cuma. Dewi menuturkan, Warung Shodaqoh sudah setengah tahun berjalan.

"Gratis, tidak dipungut biaya. Memang untuk orang yang tidak mampu," ujar Dewi, Jumat, 13 Maret 2015.

Dewi mengungkapkan, pemilik dari warung Shodaqoh adalah Yuniana Oktoviati. Dia seorang pengusaha batu alam.

"Kebetulan ibu sedang tidak di Yogya. Ada keperluan di Jakarta," ungkapnya.

Setahu Dewi, niat majikannya itu membuka warung ini berawal dari informasi di media online mengenai sebuah warung di Jawa Barat yang dibuka khusus untuk orang tidak mampu. Warung itu konsepnya gratis dan dibuka setiap hari Jumat.

Terinspirasi dari warung di Jawa Barat itu, akhirnya Yuniana Oktaviati membuka warung di Yogyakarta. Meski sama setiap Jum'at hanya warung Shodaqoh buka mulai pukul 11.00 sampai pukul 13.00 Wib.

"Kalau tidak salah, ibu baca di internet. Saya enggak tahu pastinya," tuturnya.

Menurut dia, setiap kali buka warung Shodaqoh selalu menyediakan menu bervariasi, mulai dari telur, lele, ayam sampai sop. Semuanya disajikan secara bergantian di setiap hari Jumat.

"100 sampai 150 porsi setiap sekali buka. Setiap Jumat bervariasi dan selalu ganti menu yang disajikan," ucapnya.

Pelanggan warung Shodaqoh, imbuhnya, mulai dari tukang becak, pemulung, tukang parkir, dan tunawisma. Setiap Jumat mereka selalu datang ke Warung Shodaqoh.

"Ya ada yang dimakan di sini, ada juga yang dibungkus," pungkasnya.

0 Response to "Warung Shodaqoh, Sebuah Oase di Tengah Krisis Negeri"

Post a Comment