Hamas dan ironi kebebasan Eropa



Pengahapusan HAMAS dari daftar Organisasi Teroris: Keputusan Banding UE tak Berdasar

Keputusan Pengadilan Tinggi Uni Eropa (UE) tentang pengapusan organisasi Palestina HAMAS dari daftar teroris yang dibuat oleh kelompok negara Eropa tersebut pada medio tahun 2001, mendapat tentangan dari anggota UE dengan mengajukan banding atas keputusan tersebut pada sabtu pekan lalu.

Yang menarik adalah alasan Pengadilan mengatakan keputusan untuk memasukkan HAMAS dalam daftar itu didasarkan pada laporan media, bukan analisis yang dipertimbangkan. Lantas apa dasar anggota UE keukeuh memaksakan HAMAS tetap masuk dalam daftar organisasi teroris?

Jika kita menyimak definisi suatu kelompok layak disebut sebagai organisasi teroris, maka penjelasannya akan berputar kembali pada definisi tindak terorisme. Nah definisi tindak terorisme itu sendiri selalu bersifat ambigu dan rentan politisasi. Misalnya saja, jika HAMAS disebut organisasi teroris karena rutin menyerang Israel, bagaimana dengan Israel sendiri yang justru kerap mendahului serangan ke wilayah palestina? Di mana letak keadilannya jika aksi serangan dianggap sebagai tindakan preventif sedang aksi balasan disebut aksi terorisme?

Masih tentang politisasi terorisme,  boleh jadi sikap negara-negara anggota UE ini juga berkaitan dengan insiden Charlie Hebdo beberapa waktu lalu. Pasalnya kejadian tersebut menjadi sorotan internasional dan menarik simpati banyak kalangan. Faktor lain adalah tekanan Amerika Serikat yang langsung memberi kecaman atas keputusan penghapusan HAMAS dari daftar hitam. AS memperingatkan UE agar tidak mengubah sikapnya terkait oraganisasi yang didirikan Syeikh Ahmad Yassin itu. Israel, yang telah berulang kali berbeda pendapat dengan UE terkait pembentukan negara Palestina juga merespon keputusan ini dengan cemas. Israel jelas menginginkan HAMAS tetap masuk daftar hitam. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu misalnya mengatakan keputusan pengadilan itu menunjukkan kemunafikan.

Jika UE kemudian mengajukan banding atas keputusan pengadilan tingginya tentang status HAMAS disebabkan oleh tekanan negara-negara seperti Amerika dan Israel, sebenarnya ini justru ironis. Sebab ternyata ancaman terhadap ‘kebebasan’ yang belakangan kerap diserukan warganya itu justru bukan berasal dari kelompok yang selama ini mereka anggap teroris. Melainkan dari sekutunya sendiri.

Wildan Taufiq Baasir

*sumber: selasar.com


0 Response to "Hamas dan ironi kebebasan Eropa "

Post a Comment