Permintaan Maaf CEO AirAsia & Potret Pemimpin Negeri Kita



[MAAF]. CEO AirAsia Group, Tony Fernandes meminta maaf. Dia mengaku perasaannya hancur dan karena itu menyampaikan belasungkawa dan simpati yang dalam kepada keluarga dan handai taulan para penumpang pesawat AirAsia QZ8501 yang nahas. “Saya bertanggung jawab.”

Tony menyampaikan semua itu hanya beberapa jam setelah pesawat AirAsia [QZ8501] dinyatakan kehilangan kontak Minggu lalu. Dia sengaja datang ke Surabaya dan mengabaikan semua urusan penting lainnya. Pernyataan maaf itu diulanginya kemarin, sewaktu Tim SAR menemukan kepingan pesawat AirAsia yang malang itu. Di depan wartawan, wajahnya tampak bersedih.

Apa yang dilakukan Tony itu kemudian mendapat perhatian luas dari media internasional dan domestik. Dia terutama dipuji karena dianggap mengambil langkah-langkah konkret dan bukan sekadar menarik simpati. Tentulah, permintaan maaf Tony tak akan segera mengobati rasa kehilangan para keluarga dan teman-teman korban, tapi sebagai pemilik dan orang nomor satu di maskapai AirAsia, dia telah menunjukkan cara, bagaimana seorang pemimpin seharusnya bersikap: menyatakan bertanggungjawab dan tidak melemparkan kesalahan.

Perbuatannya mirip dengan sikap CEO Citigroup Inc., Charles Prince, 10 tahun silam di Tokyo. Prince mendarat di Narita, dan segera menggelar konfrensi pers. Pernyataan pertamanya: minta maaf. Dia meminta maaf untuk serangkaian pelanggaran keuangan termasuk praktik pencucian uang dan transaksi ilegal yang dilakukan Citibank. Prince kemudian juga menutup unit trust banking Citibank yang jadi masalah.

Enam tahun lalu, pemilik dan Presiden Komisaris Samsung Grup, Kun Hee Lee juga meminta maaf setelah jaksa di Seoul menyatakan dirinya melakukan korupsi, menghindari pajak, dan menggunakan teknik akuntansi ilegal untuk menutupi pemindahan penguasaan bisnis kepada anaknya. Di depan wartawan, Lee mengaku menyesal telah menimbulkan masalah bagi negaranya dan mengaku bertanggungjawab atas semua yang terjadi, secara moral dan hukum. Dia mengundurkan diri.

Enam tahun sebelumnya, Presiden Korea Selatan Kim Dae Jung meminta maaf atas kasus suap dan korupsi yang melibatkan dua anaknya: Kim Hong Up dan Kim Hong Gul. Dalam pidato yang disiarkan televisi, Kim dengan nada rendah menyampaikan permintaan maaf sebesar-besarnya kepada rakyat Korea Selatan atas kasus suap dan korupsi yang melibatkan kedua anaknya.

”Malam ini saya berdiri di depan segenap bangsa, rasanya saya tidak bisa mengangkat kepala karena menahan malu. Saya malu dan merasa bersalah karena tidak mampu mengawasi anak-anak saya.”

Lalu di sini, di negara ini, orang-orang bisa bertanya: mereka yang menganggap [atau dianggap] sebagai pemimpin, kapankah punya nyali melakukan hal serupa yang dilakukan oleh Tony, Prince, atau Lee; dan tidak sekadar omdo alias omong doang?***

*dari wall fb Rusdi Mathari

0 Response to "Permintaan Maaf CEO AirAsia & Potret Pemimpin Negeri Kita"

Post a Comment