Himmah (Semangat Tinggi)



Himmah (semangat) adalah gejolak yang terus bergelombang, angin puyuh yang bergulung-gulung. Dia adalah lompatan ke puncak, dan terbang ke angkasa. Himmah adalah hati yang bergolak, cita-cita yang memandang jauh ke depan. Barangsiapa yang dikarunia himmah, maka semangatnya akan membawa dirinya berkelana walaupun dia tinggal di tempatnya. Dengan bermodalkan himmah seseorang akan mampu melakukan perjalanan jauh, walaupun dia duduk dirumah.

Kerenanya, belajarlah untuk berpacu dengan waktu, berkompetisi dengan malam-malam yang terus berlalu. Segeralah, segeralah, karena anda tergerus malam dan tertelan siang.

Jalan yang panjangnya satu mil, bisa ditempuh hanya dengan satu langkah. Kura-kura bisa menang atas serigala karena di terus melakukan perjalanan dengan tekun walaupun dia melangkah sangat lambat. Sebab serigala menggantungkan diri pada kecepatan langkahnya sehingga dia terpaku diam.

Tali itu memberi bekas pada batu, karena terus menerus digoreskan. Gunung menjadi berlubang karena air itu terus menetes. Barangsiapa yang tekun dan rajin, maka dia akan tumbuh berkembang.

Manusia itu bentuknya, dalam rupanya, dagingnya, darahnya sama. Mereka hanya berbeda dengan semangat. Sehingga satu dari mereka dianggap sama dengan ribuan manusia.

Sungguh mengherankan jika ada orang yang menghabiskan hidupnya hanya untuk membersihkan kecoa di rumah dan nyamuk atau hanya menonton TV mengikuti berita gosip, menonton sepak bola.

Hendaknya kita dalam hidup ini kita mempunyai semangat tinggi yang tidak mengenal lelah. Semua tenaga dan kemampuan yang kita miliki, kita gunakan untuk melakukan hal-hal yang berfaedah. Sama sekali tidak pantas apabila ada seorang mukmin yang kehilangan semangat untuk meraih cita-cita tinggi.

Motivasi adalah semangat yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Orang yang mempunyai motivasi kuat jika ia merasa dirinya masih belum sampai cita-cita mulia yang menjadi targetnya.

Ibnu Qayyim berkata, “Tanda-tanda benarnya keinginan keras adalah jika keinginan dan perhatian seseorang adalah Ridha Rabbnya dan bersiap siaga setiap saat untuk berjumpa dengan-Nya, dia akan menyesal atau gusar apa bila waktu berlalu bukan dalam keridhaan Dia. Segala hal urusannya, kesibukannya adalah dia tidak menaruh perhatian dan harapan kepada selain Allah baik dikala siang atau malam.”

Kesadaran dan semangat tinggi bukanlah monopoli para intelektual, pejabat, guru atau ustad saja, setiap orang mempunyai potensi yang sama untuk menumbuhkan kesadaran dan semangat yang tinggi, mungkin pada hari ini anda menjadi murid seseorang, namun besok anda bisa juga sudah menyamai guru anda dan lusa anda sudah mengungguli kemampuan guru anda.

Rasulullah saw memberi semangat agar mempunyai motivasi (semangat) yang tinggi yaitu agar manusia mendapatkan surga firdaus

“Sesungguhnya di surga ada seratus tingkatan yang dipersiapkan oleh Allah swt untuk mujahidin fisabilillah. Jarak antara satu tingkatan dengan tingkatan yang lain adalah sejauh jarak langit dan bumi. Bila kalian memohon kepada Allah swt, mohonlah untuk dianugerahi surga al-firdaus karena ia adalah tingkatan surga terbaik dan tertinggi. Saya melihat di atasnya ada 'arsy Tuhan dan ia menjadi sumber mata air sungau-sungai yang ada di surga (HR Bukhari & Ahmad)

Makanya tak heran begitu semangatnya pasukan Hamas melawan tentara-tentara Israel, karena ingin mendapatkan surga terbaik dan tertinggi. Dan banyak berbondong-bondong pergi ke Suriah untuk berjihad membela Islam.

Motivasi tinggi menutupi amal yang kurang sempurna

“Sesungguhnya Allah telah menetapkan mana hal-hal yang termasuk kebaikan dan mana hal-hal yang termasuk keburukan. Kemudian Dia menerangkan bahwa barang siapa berkehendak melakukan satu kebajikan kemudian ia tidak jadi melakukannya, maka Allah menetapkan satu pahala kebajikan secara utuh kepada orang tersebut. Apabila ia berkehendak melakukan kebajikan kemudian melakukannya, maka Allah menetapkan pahala sepuluh hingga tujuh ratus kebajikan, bahkan pahala yang berlipat-lipat kepada orang tersebut. Dan barangsiapa berkehendak melakukan keburukan, namun ia tidak jadi melakukannya, maka Allah menetapkan satu pahala kebajikan secara penuh untuknya. Apbila ia berkhendak melakukan keburukan dan kemudian melakukannya, maka Allah menetapkan satu ganjaran dosa kepadanya (QS HR Bukhari, Muslim dan Ahmad)

“Barangsiapa dengan tulus hati memohon mati syahid kepada Allah maka Allah akan menempatkannya pada derajat orang-orang yang mati syahid, meskipun nantinya ia mati di atas kasur (HR Mulsim)

Allah swt berfirman, “Siapa pun yang berhijrah di jalan Allah, niscaya ia akan mendapatkan peluang yang sangat besar dan rezeki yang sangat banyak di muka bumi ini. Siapa pun yang keluar dari rumahnya untuk berhijrah di jalan Allah dan Rasul-Nya, kemudian ia mati dalam perjalanan hijrah, maka pasti Allah akan memberikan pahala kepadanya. Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang kepada para hamba-Nya yang berhijrah (QS An-Nisaa[4]100)

Orang yang telah menyiapkan diri untuk berjihad, tetapi terlebih dahulu meningal dunia, oleh Rasulullah saw juga dianggap sebgaai syahid. Beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah azza wa jalla memberikan pahala kepadanya sesuai dengan kadar niatnya (HR Abu Dawud, an-Nasai, Ibnu Majah, Ahmad)

Barangsiapa akan melakukan shalat malam, tetapi ia tertidur, maka ia mendapat kan pahala shalatnya tersebut dan tidurnya dianggap sebagai dispensasi (HR Abu Dawud, Ahmad)

Semangat para salafus sholeh

Al-Mutabbi berkata, “Jika kamu mempunyai kemampuan untuk mengungguli ulama dan ahli zuhud, maka lakukanlah. Mereka adalah laki-laki biasa, kamu juga seperti mereka (laki-laki biasa). Orang yang hanya duduk-duduk saja tidak mau berusaha meningkatkan kualitas dirinya disebabkan rendahnya semangat dan rendahnya kemauan. Sadarlah kamu berada di tengah-tengah medan kompetisi waktu berjalan begitu cepatnya janganlah kamu terus-terusan bermalas-malasan! Segala hal yang terlepas dan terlewat hanyalah disebabkan kamu ini malas-malasan, segala sesuatu yang kamu gapai itu karena kamu mau berusaha dan bersungguh-sungguh. Perumpamaan semangat dalam hati seperti gejolak air dalam tungku yang dipanaskan.

Ketika kematian datang menghampiri, Ibnu Taimiyah berkta kepada orang yang membacakan al-Qur'an di sisinya, “Bacakan al-Qur'an. Syahkhul Islam tersebut meninggal ketika al-Qur'an yang dibacakan untuknya sampai pada ayat “Orang-orang yang bertakwa kepada Allah masuk kedalam surga yang mempunyai taman-taman dan sungai-sungai. Penghuni surga duduk di tempat-tempat yang disenangi di sisi Allah, Maharaja yang memiliki kekuasaan tak terkira besarnya (QS Al-Qamar [54]54-55)

Imam Ahmad pernah ditanya sama sesorang, kapan anda beristirahat? Jawab beliau, “Aku beristirahat saat aku berada di surga.

Amir bin Qais hendak meninggal dunia ia menangis. Ada seseorang yang bertanya kepadanya, “Apa yang menyebabkanmu menangis? Imam amir menjawab, “Bukannya saya menangis karena takut mati atau karena cinta dunia. Akan tetapi, tangisanku ini karena (tidak bisa lagi) berpuasa di siang hari yang panas dan sholat tahajud di malam yang dingin. Beginilah semangat mereka disaat kematian datang ingin sekali mereka melakukan amal-amal kebaikan.

Pernah suata saat Ibnu Taimiyah lari-lari di pegunungan Dasmakus di suriah, di tanya sama seseorang kenapa anda berlari-lari, beliau menjawab saya mempersiapkan diri, sewaktu-waktu musuh-musuh Allah menyerang kesini. Perhatikan bagaimana semangatnya beliau disaat tidak perang, beliau mempersiapkan diri. Bagaimana dengan kita sudahkah mempersiapkan diri untuk berjihad?

Ibrahim bin  Adham berkata, “Aku pernah mengunjungi orang ahli ibadah yang menderita sakit. Maka, ketika melihat kedua kakinya, ia menangis. Lalu, aku bertanya, “Kenapa kamu menangis? Ia menjawab, “Kedua kaki ini belum pernah terkena debu medan perang. Lalu ia menangis lagi maka ditanyakan kepadanya, “Apa yang yang membuatmu menangis? Ia menjawab, “Aku menangis hariku yang berlalu tidak puasa dan menangisi malamku berlalu tidak qiyamulail. Wahai saudaraku pernah kita menangis saat sakit karena tidak bisa melakukan amal ibadah, ataukah kita manangis karena sakit saja?  

Abu Muslim al-Khulani sengaja menempatkan cambuk di dinding rumahnya, jika dia merasa malas melakukan ibadah. Beliau mengambil cambuknya dan memukul-mukul ke betisnya sambil berkata, “Kamu lebih pantas dipukul daripada hewan ternakku.”

Beliau juga pernah berkata, “Mengikuti ajaran Nabi Muhammad saw bukanlah monopoli para sahabat saja. Demi Allah, saya akan berusaha untuk bergabung dan mengikuti jejak mereka hingga mereka tahu bahwa di belakang mereka ada generasi tangguh yang mulia. Lihatlah saudaraku semangatnya.

Imam al-Hasan berkata, “Barangsiapa menyaingimu dalam urusan agamamu saingilah ia! Akan tetapi, bila ada orang yang menyaingi mu dalam masalah duniawi, hendaknya kamu melemparkan dunia itu kelehernya.”

Imam Syafi'i pernah ditanya, “Seperti apakah kecintaanmu terhadap ilmu? Imam Syafi'i menjawab, “Saya akan selalu mendengar kan ilmu layaknya orang yang belum pernah mendengarkannya. Sampai-sampai semua anggota tubuhku ingin mempunyai telinga supaya bisa merasakan kenikmatan yang dirasakan oleh telinga.” Ketika ditanya lagi, “Seperti apa obsesimu terhdap ilmu? Ia menjawab, “Saya ingin merasakan dan mengumpulkan semua ilmu serta merasakan kenikmatan sebagaimana orang-orang ingin merasakan kenikmatan dan mengumpulkan beragam bentuk gemerlap duniawi. Ia ditanya kembali, “Seperti apakah semangatmu mencari dalam mencari ilmu? Ia menjawab, “Seperti usaha seorang ibu dalam mencari anak satu-satunya yang hilang. “ Subhanallah

Menjelang kematiannya, Abu Musa al-Asy'ariy selelu berusaha meningkatkan ibadahnya hingga ada orang yang menyarankan kepadanya, “Hendaknya anda mengasihi diri anda sendiri!

Abu musa menjawab, “Tahukah anda? Apakah kuda teleh dilepas dan mendekat tujuannya, ia akan mengeluarkan semua tenaga yang dimilikinya, sisa umurku sangat sedikit.

Rabi bin Khutsaim telah menggali dirumahnya. Jika hati sedang keras atau malas. Ia pun masuk di dalamnya lalu berbaring sampai beberapa lama, lantas ia berkata, “Ya Rabbku kembalikanlah aku ke dunia agar aku berbuat amal yang saleh terhadap apa yang aku tinggalkan... (AL-Mukminun 99-100) ia mengulang-ulang lalu menjawabnya, “Wahai Rabi, engkau telah dikembalikan ke dunia, maka beramallah !!!!

Abu Ishaq saat meninggal dunia dibawah bantalnya ada secarik kertas yang bertuliskan, “SESEORANG MEMBISIKKAN PERBAIKI AMALMU, SUNGGUH TELAH DEKAT AJALMU, anaknya berkata, bila ayahnya merasa malas beramal ia mengeluarkan kertasnya dibacanya lagi lalu muncul semangat !

Amir bin Abdullah saat meregang nyawa ia mendengar azan ia berkata angkatlah aku, mereka bertanya mau kemana? Tanya orang-orang ke masjid dalam kondisi seperti ini ia menjawab, Subhannalah apakah aku tidak menjawab azan padahal aku mendengar kemudian mereka memapah ia sempat shalat satu rekaat saja dalam keadaan sujud ia meninggal. Subhanallah.

(Abu Azzam)

0 Response to "Himmah (Semangat Tinggi)"

Post a Comment