Hasil Investigasi: 10 Kejanggalan Kebakaran Pasar Klewer
Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS) menggelar jumpa pers tentang “Hasil Investigasi Kebakaran Pasar Klewer” Jum’at (2/1/2015) di Rumah Makan Boga Bogi, Manahan.
Hadir sebagai pembicara di antaranya Ustadz Muinudinillah, Tengku, Yusuf, dan Endro. Ketua DSKS, Muinudinillah menyampaikan hasil investigasi kebakaran Pasar Klewer. Dari hasil investigasi, ada 10 kejanggalan.
Menurutnya, pertama, sebelum terjadi kebakaran Pasar Klewer, tepatnya satu tahun yang lalu, ada ancaman yang ditujukan kepada Ketua HPPK, Abdul Kadir, berupa kiriman paket satu jirigen yang berisi lima liter bensin serta korek api. Setelah paket diterima, ada SMS masuk ke hp-nya yang isinya,“Disuruh menurut saja (menerima kebijakan revitalisasi Pasar Klewer), atau akan kami bakar.”
Islampos pun mencoba melakukan konfirmasi atas kebenaran berita ini dengan menghubungi Abdul Kadir. Dia mengakui ancaman itu.
“Itu ancaman satu tahun yang lalu. Semua barang bukti sudah dilaporkan ke polisi,” ucapnya, Sabtu (3/1/2014).Namun, sampai saat ini polisi belum menangkap pelakunya.
Kedua, Tim Investiasi menemukan dua pekan sebelum kebakaran, pedagang Pasar Klewer yang sedang mencari kontrakan kios, diinformasikan oleh kader partai tertentu bahwa “Gelem ra gelem klewer tetep dibangun sedelok maneh bapake mulih…ojo golek kontrakan disik.” (Mau tidak mau, Klewer tetap dibangun. Sebentar lagi, bapak pulang. Jangan mencari kontrakan dulu).
Ketiga, setiap sore, listrik Pasar Klewer selalu dimatikan oleh petugas keamanan.
Keempat, instalasi listrik sudah diperbarui empat tahun yang lalu.
Kelima, pada hari Sabtu 27 Desember 2014, setelah shalat isya, Humas HPPK, Kusbani bersama satpam dan beberapa temannya, melihat api di salah satu belakang kios milik Ketua HPPK yang berada di Blok D. Api itu kemudian mereka semprot dengan 21 tabung Alat Pemadam Kebakaran. “Namun api tidak padam, bahkan semakin membesar,” kata pria yang akrab disapa Ustadz Muin ini menirukan suara penyewa kios.
Setelah itu, terdengar ledakan di lantai 2 Blok DD. Mereka yang tidak mampu memadamkan api yang membesar, lalu memanggil pemadam kebakaran.
Keenam, pemadam kebakaran datang terlambat. Penyemprotan tidak dilokalisir. Menurut saksi mata, pemadam kebakaran terkesan tidak profesional. Mereka malah menggiring api semakin menjalar. Kemudian selang air putus. Air yang tersedia sedikit. Ketika api sudah meluas, pemadam kebakaran yang lain baru datang.
Ketujuh, menurut saksi mata, beberapa mobil pemadam kebakaran malah disupiri oleh aparat kepolisian, bukan oleh petugas pemadam kebakaran. Dan setelah sampai di Tempat Kejadian Perkara (TKP), polisi sendiri yang menyemprotkan.
Kedelapan, informasi dari salah satu warga Kauman yang rumahnya sekitar 400 meter dari Pasar Klewer, menyebutkan setelah shalat isya di Masjid Agung Surakarta dan tiba di rumah, dia mencium bau kertas terbakar. Lalu dia keluar rumah.
“Bau semakin menyengat. Kemudian dia menyampaikan kepada Linmas bahwa terjadi kebakaran dan langsung ke TKP sendirian,” ujar Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) ini.
Menurut warga teresebut, dirinya melihat kepulan asap hitam di Blok D. Lalu dia masuk ke Blok D dan berteriak, “Kalau ada orang di dalam, segera keluar!” Namun, tidak ada yang merespon perkataannya.
“Dia sempat menyemprotkan tabung Alat Pemadam Kebakaran, namun api malah membesar dan terdengar ledakan kecil berkali-kali,” lanjut tokoh masyarakat Solo ini.
Kesembilan, menurut saksi mata, terjadi cekcok antara Walikota Solo F X Rudy dengan petugas pemadam kebakaran di TKP. Petugas menginginkan air disemprotkan ke titik api, sedangkan Rudy menginginkan penyemprotan diarahkan ke lantai dua. Petugas mengalah. Rudy menyemprot sendiri. Kata petugas, “ben tokno wae ben disemprotke dewe“, artinya sudah biarkan saja, biar disemprotkan sendiri.
Kesepuluh, orang yang menyewakan empat kios bercerita, “Ketika penyewa kios kami melihat api di kiosnya, mereka meminta petugas pemadam kebakaran. Namun petugas tidak mau karena menunggu perintah. Mereka marah dan melempari petugas itu dengan kerikil. Setelah itu baru petugas menyemprot kiosnya. Namun air semprotannya sangat kecil,” tukas Ustadz Muin.
Muinudinillah menyerukan agar HPPK harus bersatu dan tidak gentar menghadapi ancaman. “Jangan karena diiming-imingi oleh pihak tertentu, HPPK menjadi tidak jujur. Karena kalau tidak jujur, saya khawatir setiap kepentingan publik seperti Pasar akan selalu dibakar untuk memenuhi kepentingan tertentu. Mari kita membela kebenaran,” tutupnya. [ar/islampos]
0 Response to "Hasil Investigasi: 10 Kejanggalan Kebakaran Pasar Klewer"
Post a Comment