Ilustrasi oleh Brett Ryder |
Pengarang asal Jepang berusia 41 tahun itu menganjurkan para pengguna media sosial untuk tidak menyentuh akun-akunnya selama sebulan seperti dapat dibaca dalam bukunya, “Digital Detox: If You Feel Tired of Social Networking Sites”.
“Saya merasa kewalahan dengan media sosial, dan saya sudah kecanduan,” tutur Yoneda, yang dalam sehari menghabiskan waktu 12 jam pada akun-akun media sosialnya.
Awalnya, jeda terjadi padanya secara kebetulan. Saat jatuh sakit selama 10 hari, ia tidak dapat mengakses laman-laman media sosial sesering sebelumnya. Hal tersebut akhirnya memacu Yoneda untuk tidak mengakses media sosial selama sebulan.
“Pengalaman itu sangat berat, tapi tidak seburuk yang saya duga,” ujar Yoneda.
Yoneda pun mengisi waktu dengan melakukan hal-hal yang telah lama ia tanggalkan selama lebih dari satu dasawarsa.
“Saya mencoba meditasi, mendaki gunung, dan berkomunikasi dengan orang lain tanpa menggunakan telepon. Selain kembali menjalin hubungan dengan kawan dan alam lepas, Yoneda mendapat pelajaran berharga mengenai hubungan lain: bagaimana berinteraksi lebih baik dengan teknologi.
“Di tengah membanjirnya informasi, kita mudah kehilangan kendali,” ujarnya.
“Sebelum [menjalankan proyek puasa digital], saya merasa dikendalikan oleh media sosial dan terus-menerus merasa ditekan untuk [mengaksesnya]. Namun, saya kini dapat mengendalikannya.” imbuhnya.
Yoneda bukan satu-satunya yang menghadapi masalah demikian. Laporan yang dirilis oleh Deloitte pada awal tahun menyebutkan bahwa para responden berusia 18-24 tahun memeriksa smartphone milik mereka 53 kali sehari. Kajian lain bahwa menemukan bahwa ada kasus dengan angka lebih tinggi.
Merasa pernah mendengarnya? Jika ya, terdapat sejumlah cara untuk kembali dapat merengkuh kendali. Ironisnya, kebanyakan cara dapat dilakukan lewat telepon seluler. Applikasi Checky yang bisa diunduh lewat google play memonitor penggunaan telepon seluler demi mendapatkan gambaran kebiasaan anda. Namun, aplikasi itu mensyaratkan GPS aktif terus-menerus, hal yang dapat menguras daya baterai. Ingin tahu lebih banyak? Klik di sini
Tersedia pula aplikasi Social Network Limiter. Dengan membolehkan aplikasi tersebut mengakses Facebook, Twitter, Instagram, dan situs lain, waktu yang dihabiskan pada akun-akun tersebut dibatasi. Selengkapnya tentang Social Network Limiter, cek di sini.
Bagi pengguna komputer, Cold Turkey sanggup melakukan blokir sebanyak mungkin. Sehingga mulai sekarang, perlahan-lahan kecanduan terhadap media sosial bisa dilepaskan. Selengkapnya tentang Cold Turkey, klik di sini.
Dengan puasa digital atau digital detoksifikasi ini, perlahan-lahan tingkat kecanduan pada media sosial dan dunia maya, bisa dilepaskan. Sehingga silaturahim secara langsung yang mungkin belakangan ini terlupakan, dapat dilakukan kembali. Ingin mencoba?
Ditulis: Javier Espinoza
Dirilis: Wall Street Journal
0 Response to "Digital Detoksifikasi"
Post a Comment