Jika orang-orang baik tak mau dukung film baik, siapa yang akan mendukung film baik?
Jika orang Islam tak mau mendukung film islami, siapa lagi yang akan mendukung?
Pada hari pertama penayangan di layar lebar, saya langsung berburu tiket ke skop hidup. Menyisakan waktu sedikit sebelum menjadi panitia walimahan.
"Kursi untuk film Assalamualaikum Beijing sudah habis, Mas!" kata ticket officer.
Saya yang sudah mengantre panjang hanya menghela napas dan mengusap peluh di dahi. "Habis?"
"Iya, sudah habis, Mas!"
Hanya mengangguk. Sebelum balik kanan, mata saya tertuju pada kolom kursi berwarna hijau yang artinya masih available.
"Itu dipojokkan depan masih ada, Mbak?"
"Hanya satu saja. Mas mau?"
"Iya, saya mau satu!" jawab saya. Saya menengok ke arah belakang, mungkin mbaknya mengira saya dalam gerombolan muda-mudi di belakang saya.
"Baik, barisan nomor dua ya, Mas!" ia menyebut nomor kursi. Nasib membuat saya harus duduk di pojok depan sebelah kiri layar. Kepala akan pegel mendongak. Tak apalah.
Di adegan pertama film ini, penonton dibuat ranggas dengan dialog Ra pada Dewa, 'calon' suaminya.
"Jangan sandingkan nama Tuhan dalam kebohongan." kata Ra pada Dewa.
Tentang plot dan setting film silakan cari di pembahasan yang lain. Akting Morgan Oey memang terlihat sangat kaku, namun ia berhasil menghilangkan image boyband "Cenat-Cenut"-nya. Yang menjadi pertanyaan saya: apa perlunya si tokoh Asma mendongengkan cerita cinta Ashima pada anak-anak kecil? Apakah alasannya sama seperti mendongengkan tentang cerita cinta Cinderella kepada anak kecil?
Di luar itu, sudah cukuplah dikatakan film ini layak ditonton dan jadi tuntunan.
Nampaknya, tak hanya ajakan kebaikan yang berbunyi "Tuntutlah ilmu hingga ke Negeri Cina". Namun juga ada ajakan lain, "Carilah Cinta hingga ke Negeri Cina."
Ada yang bilang film ini film cengeng, laki-laki sejati tak layak tonton. Baiklah, film ini boleh kau bilang film tercengeng, namun kau akan dibuat tercengang dengan kata-kata yang sarat makna.
Selamat Asma Nadia, kau cetak akhir tahun dengan film yang menyihir kebaikan.
Muhammad Sholich Mubarok
@paramuda
0 Response to "Assalamualaikum, Asma Nadia!"
Post a Comment