Tampil apa adanya dan sederhana. Inilah yang sering dilakukan Jokowi. Berjalan atau bersepeda sambil menikmati musik orkestra di taman dengan santai tanpa pengawalan keamanan, kemegahan, atau gembar-gembor.
Jokowi juga sering tampil dengan kemeja putih sederhana, celana panjang hitam dan sandal kulit. Ia tampak sama dengan orang awam, meski sebenarnya seorang saudagar mebel yang juga memiliki gedung pertemuan besar di Solo.
Sulit dipastikan penampilan Jokowi itu dibuat-buat atau normal apa adanya. Namun pengalaman berteman dan bertemu dengan pengusaha maupun konglomerat baik daru etnik Jawa maupun Tionghoa, umumnya berpenampilan seperti Jokowi.
Agak berbeda dengan pengusaha dari luar Jawa. Biasanya pengusaha dari luar Jawa berpenampilan glamor dan menjaga jarak dengan masyarakat.
Sejak Indonesia merdeka nyaris 70 tahun lampau, hanya elite politik dan militer yang terpilih sebagai presiden. Jokowi adalah pemimpin pertama dari luar dua golongan tersebut yang terpilih sebagai orang nomor satu di Indonesia.
Namun, meskipun Jokowi dipuji pendukungnya dan pemerintah asing, bukan berarti masa pemerintahannya bakal tanpa rintangan. Jokowi justru menghadapi tekanan berat dari lingkungannya sendiri yaitu partai pengusung, relawan maupun tauke domestik maupun asing.
Dia tidak akan menjadi juru selamat yang diharapkan banyak orang. Dia juga kemungkinan besar tidak akan menjadi presiden yang hebat atau akan bisa melakukan perubahan besar dalam segala bidang, walaupun dukungan rakyat penting dalam memenangi pemilihan presiden.
Sebab dukungan rakyat saja tidak akan banyak berguna ketika Jokowi sudah di tampuk kekuasaan. Apalagi dukungan rakyat itu hanya semu saja serta tidak tampak dalam kebijakan-kebijakan yang diambil Jokowi.
Sejatinya dukungan rakyat yang riil atau nyata pada Jokowi tidak ada, meskipun dia telah terpilih sebagai presiden. Sebab penciptaan image Jokowi sebagai pemimpin yang merakyat bukan terjadi secara alami ketika rakyat memimpikan pemimpin yang benar-benar merakyat.
Namun tampilan merakyat dari Jokowi itu hanyalah sebuah karya besar dari ilmu media jurnalistik dan ilmu sinematografi. Tidak ada bedanya dengan Gepeng, seorang pelawak dari grup Srimulat yang pernah menghebohkan pemirsa televisi era tahun 1980-an.
Dukungan rakyat terhadap Jokowi saat pilpres bukanlah hasil kerja parpol pendukung atau pun para relawannya tapi dari hasil produksi industri media. Inilah yang sesungguhnya terjadi.
Dalam media masaa dikenal dengan teori ‘agenda setting’ untuk mengarahkan penulisan dan pemberitaan agar menghasilakan tujuan tetentu jika dibaca atau dilihat oleh audience atau khalayak.
Selain itu ada pula teori Cultivation yaitu menyajikan kepada penonton suatu cara yang sama dalam memandang dunia dengan segala pesan dan gambar yang disajikannya merupakan proses atau upaya untuk ‘menanamkan’ cara pandang yang sama terhadap realitas dunia kepada khalayak.
Kedua teori inilah yang menciptakan Jokowi menjadi sosok pemimpin agar rakyat memandang seorang Jokowi adalah pemimpin yang mereka harapkan.
Media massa telah berhasil membentuk persepsi, pengertian, dan kepercayaan mengenai sosok Jokowi sebagai hasil rakyat mengonsumsi pesan media dalam jangka panjang.
Dengan kata lain, realitas yang diterima khalayak adalah realitas yang diperantarai (mediated reality). Sebuah realitas yang semu dan tidak nyata.
***
Jokowi tidak akan mudah dan lancar menjalankan pemerintahannya. Sebab Jokowi harus menghadapi anggota-anggota parlemen yang bukan dari partai pendukung.
Jokowi justru akan banyak menghadapi tantangan internal di dalam koalisi. Karena Jokowi hanyalah berperan sebagai Gepeng, yang jika dalam Sandiwara Srimulat yang harus tunduk pada Ibu Jujuk (Megawati) dan Tarsan (Surya Paloh) sebagai majikannya.
Jadi inilah realita yang terjadi pada diri seorang Jokowi sebagai presiden. Namun walau Jokowi mirip dengan fenomena sosok Gepeng dalam Srimulat, dia tidak selalu patuh dan terkadang ngeyel kepada ibu Jujuk (Megawati) dan Tarsan ( SuryaPaloh) serta Asmuni (Jusuf Kalla).
Maka kini, yang harus dilakukan oleh Jokowi dalam perannya untuk memimpin negara ini adalah menemukan sosok antitesa ngawulo Gepeng dalam Srimulat. Jika itu dilakukan maka dia bukan seorang pemain Srimulat. Dia the real president.
Persoalannya, masihkah Anda melihat sosok Gepeng dalam pribadi Jokowi?
Ditulis oleh FX Arief Poyuono
Editor: fs
0 Response to "Fenomena Gepeng Srimulat Pada Sosok Jokowi"
Post a Comment