"Saya tidak mendapatkan informasi apa-apa mengenai keamanan. Artinya, Indonesa aman-aman saja," ujar Jokowi saat menjamu para jurnalis di Rumah Makan Wiro Sableng 212, Jalan Boulevard Raya, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis, 8 Januari 2015.
"Sehingga perlu saya sampaikan, jangan berlebihan!" ucap Jokowi menegaskan.
Seperti diketahui, Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) telah mengeluarkan mengeluarkan travel warning bagi warganya di Indonesia dan yang akan berkunjung ke Indonesia, khususnya di Surabaya, Jawa Timur. Travel warning itu berkaitan dengan bahaya perkembangan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Indonesia.
Travel Warning yang dikeluarkan oleh Kedubes Amerika Serikat pada hari Sabtu, 3 Januari 2015 diikuti pula oleh pemerintah Australia, tgl 6 Januari 2015.
Sementara, travel advice yang dikeluarkan Pemerintah Australia berkaitan dengan adanya kemungkinan ancaman teroris di Tanah Air, khususnya di kota-kota besar. Peringatan khusus juga dikeluarkan untuk wilayah-wilayah seperti Sulawesi Tengah, Maluku, Papua dan Papua Barat.
"Kami menyarankan Anda untuk waspada tingkat tinggi di Indonesia, termasuk Bali, dalam waktu dekat ini karena adanya ancaman besar serangan teroris," tulis pihak Australia, seperti dilansir dari situs resmi Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Australia, 6 Januari 2015.
Secara terpisah, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Marciano Norman mengimbau masyarakat tidak perlu khawatir dengan travel advice yang dikeluarkan Australia terhadap warganya yang berkunjung ke Indonesia.
Namun demikian, berbeda dengan pendapat Jokowi, Marciano menilai,
“Kebijakan itu tidak berlebihan,” kata Marciano di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu, 7 Januari kemarin.
Dengan sigap, BIN telah mengecek langsung ke pemerintah Australia tentang alasan mereka mengeluarkan travel advice.
Sebelum Australia, Amerika Serikat telah lebih dulu mengeluarkan travel warning. Namun peringatan perjalanan itu spesifik ditujukan untuk warganya yang berkunjung ke satu kota, yakni Surabaya.
Menurut Marciano berdasarkan pengamatan BIN, situasi di Surabaya saat ini sangat kondusif dan terkendali.
“Kapolda dan aparat teritorial telah melakukan langkah pengamanan responsif tapi proporsional,” ujarnya.
BIN pun telah memproses setiap informasi yang masuk dan melakukan langkah pencegahan.
“Sekecil apapun informasi akan tetap kami dalami," kata Marciano.
Meski tetap waspada dan mendalami setiap info yang diterima, sejauh ini, ujar Marciano, BIN belum menemukan indikasi kuat yang mengarah kepada informasi yang dilemparkan oleh pemerintah Australia, yakni ancaman terorisme.
“Kita (RI) yakinkan saja situasi terkendali. Pada akhirnya mereka (Australia dan AS) akan menarik peringatan itu,” kata Marciano.
Ia mengatakan ancaman terorisme selalu muncul. Namun hal itu dapat dicegah dengan peran aktif masyarakat.
“Jika melihat keganjilan, segera diinfokan supaya bisa diambil langkah tepat," kata dia.
Langkah Marciano untuk tidak mengecilkan informasi yang masuk, melakukan pemeriksaan silang serta mendalami setiap informasi yang diterima, terutama dari pihak negara lain, perlu diacungi jempol. Karena langkah ini merupakan bukti bahwa BIN bekerja dengan baik dan tetap waspada.
Berbeda dengan Jokowi yang terkesan santai, bahkan menuding travel warning dari negara asing sebagai tindakan yang lebay, berlebihan. Sikap dan pendapat Marciano menunjukkan, BIN mempunyai kepedulian yang besar terhadap keamanan negara. (fs)
0 Response to "Jokowi dan Kepala BIN Ternyata Tak Kompak"
Post a Comment