Indonesia Corruption Watch (ICW) mencium adanya pemahalan harga (markup) dari penetapan harga gas elpiji 12 kilogram. Tak hanya itu, ICW pun mengendus adanya kejanggalan dari penyesuaian bakar minyak (BBM) jenis premium dan solar untuk bulan Januari 2015.
Koordinator Divisi Monitoring dan Analisis Anggaran ICW Firdaus Ilyas, menuturkan beberapa kejanggalan yang mereka temukan. Untuk perkiraan harga keekonomian gas elpiji 12 kilogram misalnya, dimana bulan Januari 2015 adalah Rp9.508 /kg. Namun justru Pertamina menyesuaikan harga elpiji 12 kg per 2 Januari 2015 sebesar Rp11.225 per kg atau Rp134.700 per tabung.
"Terjadi potensi pemahalan harga LPG tabung 12 kg sebesar Rp 1.717/kg atau Rp 20.600 per tabung," ujar dia, ketika dihubungi, Selasa, 6 Januari 2015.
Selain itu, untuk harga keekonomian BBM jenis premium pada Januari 2015 adalah Rp7.013,67 per liter. Adapun harga premiun yang dijual ke masyarakat per liternya saat ini sebesar Rp7.600.
"Sehingga penetapan harga premium versi pemerintah berpotensi lebih mahal sebesar Rp586,33 per liter," kata dia.
Sementara itu, untuk BBM jenis solar, berdasarkan perkiraan harga per Januari 2015 adalah sebesar Rp6.607,53 per liter. Sementara harga solar yang ditetapkan pemerintah saat ini Rp7.250 per liter. Harga tersebut diklaim pemerintah masih disubsidi sebesar Rp1.000 per liter.
Namun menurut dia, beban subsidi jenis solar yang ditanggung negara sebenarnya bukan Rp1.000 per liter, melainkan hanya Rp303,18 per liter. Angka ini, didapatkan dari asumsi harga solar yang dijual ke pasaran Rp7.250 per liter dikurangi PPN dan (Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor).
Sehingga menurut dia, secara secara keseluruhan potensi pemahalan harga terkait penetapan harga BBM jenis premiun dan solar serta elpiji 12 kg untuk bulan Januari 2015 bernilai triliunan rupiah.
"Total sebesar Rp2,479 triliun," kata Firdaus. [aktual.co]
0 Response to "ICW Endus Mark Up Harga BBM dan Elpiji Senilai 2.479 T"
Post a Comment