Kurus kering kerontang fisiknya, bicara seadanya, tapi tegas mengeksekusi mati gembong narkoba. Demikianlah pujian yang disematkan sekalangan orang untuk Jokowi.
Nyali Jokowi tersebut layak diapresiasi sebagai kejutan tersendiri di awal kepemimpinannya sebagai mandataris rakyat. Namun demikian, sikap tegas itu pun selaiknya tak lantas membuat masyarakat lupa dengan kebijakan pemerintah lainnya yang cenderung serong alias tidak prorakyat.
Dengan kata lain, masyarakat harus jeli dan peka terhadap setiap problematika yang melanda negeri ini, tidak hanya urusan narkoba.
“Jangan juga publik terjebak dengan berita eksekusi mati kasus narkoba, rakyat juga harus fokus pada kebijakan Jokowi yang terlihat tidak berpihak kepada rakyat. Harga BBM misalnya. Jangan menyerahkan harga BBM pada mekanisme pasar. Ini bahaya karena akan menimbulkan ketidakstabilan ekonomi. Jangan sampai Jokowi melanggar putusan MK, melanggar undang-undang,” ujar pengamat politik Karyono Wibowo dalam diskusi “Uji Nyali Jokowi Eksekusi Narkoba” di Jakarta, Kamis, 5 Maret 2015.
Contoh lainnya, kata Karyono, harga beras yang cenderung tidak konsisten dan membebani masyarakat, meski belum lama ini pemerintah menggelar operasi pasar.
“Tapi, harga beras tetap tinggi. Ini tetap terdistorsi saya rasa,” ujarnya.
Menurut Karyono, dua masalah itu sekadar contoh kecil di tengah deretan masalah lain yang dinilai tidak prorakyat. Karenanya, kata dia, publik harus cerdas dalam menyikapi keputusan eksekusi mati gembong narkoba.
Karyono sendiri yakin eksekusi itu tidak akan dibatalkan pemerintah. Karena, katanya, mayoritas publik pun setuju eksekusi dilakukan karena narkoba faktanya telah benar-benar merusak mental anak bangsa, bahkan memprihatinkan. [pn]
0 Response to "Jangan Terlena dengan Hukuman Mati, Banyak Keputusan Jokowi yang Tidak Prorakyat!"
Post a Comment