Nilai tukar rupiah yang mencapai Rp 13.000, sangat berdampak signifikan terhadap kelangsungan industri di Indonesia.
Bambang Harjo anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Gerindra , mengatakan bahwa terus meningkatnya nilai tukar rupiah sekarang ini, membuktikan bahwa kinerja Presiden Jokowi tidak memuaskan dan bisa menyebabkan indutri Indonesia makin terpuruk .
"Naiknya nilai tukar rupiah akan menyebabkan daya beli masyarakat menjadi menurun karena harga-harga juga agak naik secara signifikan serta produktifitas industri kita akan turun dan tidak bisa berproduksi secara optimal lagi seperti dulu," katanya di Jakarta, Selasa, 3 Maret 2015.
Sementara itu, mahalnya harga produksi karena harga tukar rupiah yang membuat industri dalam negeri akan hancur, serta tidak dapat bersaing dengan produk industri luar negeri yang menyebabkan PHK karyawan secara besar-besaran.
Dan nantinya, sambung Bambang, industri dalam negeri hanya menjadi distributor dalam produk-produk luar negeri seperti dari Tiongkok.
“Jokowi harus secepatnya mengambil kebijakan yang tepat, salah kaprah apabila beliau mengatakan kondisi ekonomi indonesia masih aman. Buktinya sekarang harga-harga sudah naik yang membuat rakyat indonesia menjadi sangat sengsara. Mana Jokowi Effect yang mereka gembor-gemborkan? Buktikan dong jangan cuma slogan!" tutupnya. [*]
0 Response to "DPR: Rupiah Anjlok, Jokowi Effect Cuma Sebatas Slogan"
Post a Comment