"Kami Kehilangan Sosok Muhammad Ali Lamu"


Innalillahi wa inna ilaihi raji’un, Kota Palu kehilangan sosok pejuang politik Islam. Ustad Muhammad Ali Lamu, Lc berpulang ke-rahmatullah, sekitar pukul 11.30 wita di Rumah Sakit Anutapura Palu, Kamis (15/1).  Ia meninggal dikarenakan penyakit asma akut yang diidapnya.

Kepergiannya pun mengejutkan sekaligus meninggalkan duka bagi seluruh anggota DPRD Kota Palu. Apalagi saat meninggal dunia beliau menjabat sebagai Ketua Komisi A DPRD Kota Palu, yang sebelumnya terpilih secara aklamasi. Almarhum  juga menjabat sebagai Ketua Fraksi PKS.

Rekannya sesama di Komisi A, Rugaiyah Muhammad, saat berada di rumah duka menyatakan belasungkawa atas meninggalnya incumbent DPRD tiga periode itu. Menurutnya, Muhammad sapaan akrab almarhum sangat bijaksana, intelektual Islam, cerdas dalam membaca situasi jika menghadapi masyarakat.

“Padahal sebelumnya kami bersepakat akan menggelar rapat internal komisi untuk membicarakan program komisi A kedepannya,” ujar anggota DPRD asal PDIP itu dengan mata yang berkaca-kaca.

Dia menuturkan, bukan hanya komisi A yang merasa kehilangan atas kepergian beliau, tapi seluruh anggota DPRD. Sebab, lanjutnya, tidak ada tokoh yang bisa menggantikan posisi beliau sebagai ketua Komisi A.

Rugaiyah mengakui beberapa hari terakhir, beliau mengeluh kurang sehat. Olehnya Muhammad Ali Lamu memintah izin ketidaikutsertaannya, dalam rangka menghadiri kerjasama Pemkot Palu bersama LPPTG Malindo ke Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan.

Senada dengan rekan almarhum di DPRD, Ketua Dewan Pengurus Wilayah PKS Sulawesi Tengah, H. Zainuddin Tambuala juga tak mampu menahan kesedihannya. Ia mengatakan sulit ditemukan orang seperti Muhammad Ali Lamu. “Beliau adalah sosok yang peduli pada masyarakat. Beliau guru, pendidik, pembina bagi kami,” ungkapnya dengan mata sembab.

Kabid Kaderisasi DPD PKS Kabupaten Sigi Sulteng, Ardiana mengungkapkan pula rasa kehilangannya. Baginya, Ust Muhammad adalah sosok yg sangat bersahaja, kharismatik, sederhana.

“Paling berkesan kalo ada kegiatan beliau selalu membersamai sampe kegiatan berakhir. Ust Muhammad adalah sosok yang selalu membakar semangat kader. Setiap taujih yg disampaikan beliau selalu berbekas dan membuat tergerak untuk terus menyebar dakwah di masyatakat.”

“Penyayang terhadap anak-anak. Setiap kali bertemu dengan anak-anak beliau selalu membelai, mengusap kepala dengan tulus cinta. Dan dengan cinta itulah yg selalu beliau berikan pula kepada kami selaku kader dakwah ini,” akunya berlinang air mata.

Pelepasan jenazah secara simbolis dilaksanakan di gedung DPRD Kota Palu, Jum’at, pukul 8.30 wita. Almarhum akan dimakamkan di Pemakaman Pogego.

Ustad Muhammad lahir di Donggala pada 28 Agustus 1971 atau wafat pada usia 44 tahun. Ia meninggalkan seorang istri, Erni Yulianti dan enam orang anak yang terdiri dua orang putra dan empat orang putri.

Ustad Muhammad adalah putra dari pasangan Ustad Ali Lamu dan Ustadzah Syifa Abd Rauf mengenyam pendidikan di LIPIA Jakarta. Dia juga lulusan Madrasah Aliyah Alkhairaat Pusat Palu (Alkhairaat adalah perguruan Islam terbesar di Indonesia Timur, red).

Dia menjadi anggota DPRD Palu sejak tahun 2004 atau sudah memasuki periode ketiga. Selain di partai politik, Muhammad Ali Lamu juga aktif berdakwah. Ustad yang dikenal santun dan murah senyum ini juga tokoh pendiri Sekolah Dasar Islam Terpadu Al Fahmi Palu.

Kini buah karya dan bhakti almarhum kepada bangsa dan ummat akan tetap dikenang dan Insyah Allah amal jarriah baginya. Selamat jalan Ustad. (MAL/NANANG)

0 Response to ""Kami Kehilangan Sosok Muhammad Ali Lamu""

Post a Comment